Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Kalbe (KLBF) atau Kimia Farma (KAEF), Saham Tempo Scan (TSPC) Paling Melesat

Pada pukul 10.17 WIB, saham TSPC melesat 20,14 persen menjadi Rp1.670. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp7,52 triliun dengan price to earning ratio (PER) 11,37 kali.
Bodrex/
Bodrex/

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) melejit paling tinggi pada Selasa pagi (8/12/2020) di antara penguatan mayoritas saham emiten farmasi lainnya karena tersulut sentimen kedatangan vaksin Corona.

Pada pukul 10.17 WIB, saham TSPC melesat 20,14 persen menjadi Rp1.670. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp7,52 triliun dengan price to earning ratio (PER) 11,37 kali.

Dalam waktu yang sama, saham BUMN farmasi PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) naik 15,12 persen menuju Rp5.100. Kapitalisasi pasarnya lebih besar dari TSPC, yakni Rp28,33 triliun. Namun, PER lebih tinggi, yakni 571,11 kali.

Saham BUMN farmasi lainnya, PT Indofarma Tbk. (INAF), melesat 17,97 persen menuju Rp4.990. Kapitalisasi pasarnya sebesar Rp15,47 triliun, dengan PER negatif -614,31.

Sementara itu, emiten farmasi dengan kapitalisasi pasar terbesar sejumlah Rp69,84 triliun, yakni PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), sahamnya naik 0,34 persen menjadi Rp1.490. Valuasi PER mencapai 25,84 kali.

Secara valuasi PER, Tempo Scan yang juga merupakan produsen obat Bodrex, cenderung lebih murah dibandingkan emiten farmasi lainnya. Namun, selama ini perdagangan sahamnya memang kurang likuid.

Pada pagi ini misalnya, transaksi saham TSPC hanya sebesar Rp19,3 miliar. Nilai itu jauh di bawah KAEF yang mencapai Rp849,95 miliar, INAF Rp174,98 miliar, dan KLBF Rp34,08 miliar.

Sebelumnya, PT Tempo Scan membuka sinyal kerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam pengembangan produk kesehatan.

Wakil Presiden Director PT Tempo Scan Made Darma Wijaya mengatakan membangun kemandirian dalam konteks menghadapi Covid-19 merupakan salah satu langkah memajukan bangsa.

"Saya melihat potensi kerjasama yang terbuka untuk PT. Tempo Scan dengan LIPI ini sangat besar sekali dari ketiga bidang yaitu vaksin, herbal, dan produk yang berbasis maritim,” ujarnya, pada 6 November 2020

Sementara itu, LIPI saat ini pun turut berupaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan optimalisasi fasilitas laboratorium BSL-3 untuk deteksi sampel virus terduga SARS-CoV-2. Laboratorium BSL-3 LIPI memiliki infrastruktur yang lengkap dan telah bersertifikasi sesuai standar WHO.

Sejak 20 April 2020 lalu, LIPI telah memulai uji QRT-PCR atau Quantitative Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction untuk sampel klinis dan telah mendapatan persetujuan dari Kementerian Kesehatan RI sebagai laboratorium pemeriksa Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) SARS-CoV2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper