Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melesat 2 Persen, Asing Borong Saham BBCA, BBRI, ASII

Pukul 15.00 WIB atau akhir sesi II, IHSG naik 2,07 persen atau 120,27 poin menjadi 5.930,76. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 5.854,3 - 5.941,35.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Terawan Agus Putranto meninjau pabrik Kimia Farma. /Kimia Farma
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Terawan Agus Putranto meninjau pabrik Kimia Farma. /Kimia Farma

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat seiring dengan aksi beli investor asing dan sentimen vaksin corona Sinovac yang mulai masuk Indonesia.

Pukul 15.00 WIB atau akhir sesi II, IHSG naik 2,07 persen atau 120,27 poin menjadi 5.930,76. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 5.854,3 - 5.941,35.

Terpantau 364 saham menguat, 126 saham melemah, dan 138 saham stagnan. Kapitalisasi pasar mencapai Rp6.920,04 triliun, dan nilai transaksi sejumlah Rp16,74 triliun.

Investor asing cenderung melakukan pembelian dengan net buy Rp367,33 miliar. Sejumlah saham yang diborong asing ialah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan net buy Rp315,1 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Rp194,2 miliar, dan PT Astra International Tbk. (ASII) Rp162 miliar.

Saham BBCA naik 2,03 persen menuju Rp32.600, saham BBRI naik 2,33 persen ke level Rp4.400, dan saham ASII meningkat 2,63 persen menjadi Rp5.850.

Sementara itu, saham farmasi tampak melejit seiring dengan sentimen vaksin corona. Saham PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) menjadi top gainers dengan penguatan 24,79 persen, disusul PT Indofarma Tbk. (INAF) 24,78 persen, dan PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) 24,68 persen.

Sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19 tiba di Tanah Air pada Minggu malam (6/12/2020). Vaksin buatan Sinovac tersebut dibawa dari Beijing, China, dengan menggunakan pesawat charter dari maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Pemerintah juga tengah mengupayakan agar pada awal Januari 2021 mendatang, sebanyak 1,8 juta dosis vaksin lainnya bisa didatangkan. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah kabar gembira bagi masyarakat.

Di sisi lain, Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2020 tercatat sebesar US$133,6 miliar, relatif sama dibandingkan dengan posisi akhir Oktober 2020 sebesar US$133,7 miliar.
Menurut catatan BI, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,9 bulan impor atau 9,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Erwin Haryono, Senin (7/12/2020).

Sementara itu, Pasar Asia ditutup bervariasi pada perdagangan pertama pekan ini, Senin (7/12/2020) di tengah kembali memanasnya tensi China – Amerika Serikat.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix di Jepang ditutup berbalik melemah 0,86 persen setelah sempat menguat pada awal perdagangan hari ini. Indeks Kospi di Korea Selatan naik 0,51 persen, sementara indeks S&P/ASX200 di Australia menguat 0,62 persen pada pagi ini.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China terpantau melemah masing-masing sebesar 1,34 persen dan 0,81 persen.

Terhambatnya reli bursa Asia disebabkan oleh tensi hubungan antara AS dan China yang kembali memanas. Pemerintah AS kini tengah menyiapkan sejumlah sanksi tambahan bagi beberapa pejabat dari Negeri Panda tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper