Bisnis.com, JAKARTA - Emiten distributor alat kesehatan, PT Itama Ranoraya Tbk. (IIRA), mengaku tengah didekati beberapa konsumen dari luar negeri untuk membeli jarum suntik melalui perseroan, yang nantinya akan digunakan untuk vaksinasi Covid-19.
Direktur Itama Ranoraya Pratoto Raharjo mengakui tengah ada pembicaraan dengan pihak luar negeri terkait pengadaan jarum suntik sekali pakai atau Auto Disable Syringe (ADS) yang akan digunakan untuk vaksinasi covid-19.
Dia menjelaskan bahwa produk alat suntik ADS milik perseroan sudah berstandar World Health Organization (WHO) dan produksinya dilakukan oleh PT Oneject Indonesia (Oneject) yang merupakan sister company. Hingga saat ini, produk alat suntik ADS menjadi produk wajib untuk program vaksin imunisasi termasuk vaksin Covid-19.
“Dengan demikian, sudah ada beberapa [konsumen] yang mulai menghampiri dan prospek ekspor perseroan ke depan tentu sangat baik, apalagi mengingat produsen alat suntik ADS di dunia itu tidak banyak,” ujar Pratoto kepada Bisnis, Senin (7/12/2020).
Di pasar dalam negeri, perseroan juga telah mendapatkan kontrak Sales and Purchase Agreement (SPA) sebanyak 111 juta pieces jarum suntik jenis ADS dari pemerintah Indonesia.
Sebelumnya, pada kuartal III/2020, perseroan mendapatkan permintaan dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebanyak 35 juta pieces jarum suntik dengan ukuran 0,5 ml dan 0,05 ml untuk program vaksin imunisasi.
Baca Juga
Emiten berkode saham IRRA itu juga mengaku tidak mengkhawatirkan pasokan produk ADS di tengah prospek lonjakan permintaan. Pratoto menjelaskan bahwa sebelum pandemi terjadi, Oneject tengah membangun pabrik kedua untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Pada Januari 2021, kapasitas produksi Oneject diprediksi naik menjadi 600 juta pieces per tahun dari sebelumnya 300 juta pieces per tahun. Lalu pada akhir 2021, kapasitas produksi Oneject akan menjadi 1,2 miliar pieces per tahun.
Oleh karena itu, IRRA optimistis perolehan kinerja akhir tahun ini dapat melampaui target yang sudah ditetapkan pada awal tahun.
IRRA memproyeksi laba bersih dapat tumbuh sekitar 30 persen pada tahun ini dibandingkan dengan target pertumbuhan laba 20 persen yang dicanangkan pada awal tahun ini.
Adapun, Pendapatan perseroan di kuartal keempat diperkirakan akan kembali menjadi kontribusi terbesar dibandingkan pendapatan di kuartal lainnya.
Di lantai bursa, pada penutupan perdagangan Senin (7/12/2020), saham IRRA naik 24,68 persen ke posisi Rp1.440 per saham. Sepanjang tahun berjalan 2020, IRRA telah melejit 121,54 persen.