Bisnis.com, JAKARTA - PT Mitrabara Adiperdana Tbk. menargetkan penjualan pada 2021 akan sama dengan target produksi batu bara perseroan sebanyak 3,5 juta ton.
Target produksi tersebut lebih rendah dibandingkan rencana kerja yang dicanangkan pada 2020 sebanyak 4 juta ton.
Direktur Keuangan Mitrabara Adiperdana Eric Rahardja mengatakan kondisi pasar batu bara masih bervolatilitas tinggi sehingga perseroan menyiapkan diri untuk skenario terburuk.
“Kami menargetkan [penjualan] di level produksi Mitrabara pada level 3,5 juta ton untuk 2021,” kata Eric dalam paparan publik, Senin (7/12/2020).
Pada akhir 2020 ini, lanjut Eric, emiten dengan kode saham MBAP tersebut telah mengamankan kontrak penjualan sebanyak 1 juta ton batu bara untuk kuartal I/2021.
Saat ini, MBAP disebut tengah dalam proses tender untuk mengisi kontrak penjualan pada kuartal II/2021 dan kuartal III/2021.
Baca Juga
Adapun, jangka waktu dari kontrak pengiriman batu bara yang digenggam MBAP biasanya spot hingga jangka menengah atau sekitar 3 bulan hingga 1 tahun.
Lebih lanjut, sebagian besar kontrak pengiriman yang didapatkan MBAP berasal dari pasar ekspor dengan negara tujuan utama a.l. Korea Selatan, China, Taiwan, dan Malaysia.
Berbeda dengan 2019, Eric menunjukkan porsi pengiriman ke China pada 2021 akan menyaingi pengiriman ke Korea Selatan sekitar 30 persen.
Pasalnya, perseroan tengah menangkap peluang isu batu bara Australia yang tertahan masuk ke China.
“Kami bisa mengambil kesempatan itu, tentunya dengan mempertimbangkan mana yang akan memberikan keuntungan lebih baik kepada perusahaan,” imbuh Direktur Utama Mitrabara Adiperdana Khoirudin.
Untuk domestik, MBAP tetap akan memasok batu bara sebagian besar ke proyek pembangkit listrik. Namun, perseroan juga akan mengincar beberapa perusahaan semen maupun pabrik yang membutuhkan batu bara yang sesuai dengan karakteristik produk MBAP.