Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan, Jumat (4/12/2020) di tengah sikap investor yang mempertimbangkan reli ekuitas global baru-baru ini dan data ketenagakerjaan dari AS.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi Korea Selatan berhasil menutup perdagangan dengan kenaikan 1,4 persen, disusul Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,1 persen.
Sementara itu, indeks Topix Jepang dan Shanghai Composite China ditutup naik tipis 0,04 persen, diikuti indeks S&P/ASX 200 yang menguat 0,28 persen
Ahli strategi investasi di Allianz Global Investors Mona Mahajan mengatakan bahwa secara garis besar pasar saham global tetap berada di ambang rekor tertinggi karena investor bertaruh terhadap perkembangan vaksin Covid-19 yang positif dan dapat membantu mempertahankan pemulihan global tahun depan.
“Jika kita melihat pertumbuhan pendapatan mulai meningkat, mungkin ada kenaikan 25 persen hingga 30 persen pada indeks S&P 500 tahun depan, dan jika kita melihat suku bunga tetap rendah dan stimulus di tempat, itu tetap menjadi latar belakang yang baik untuk aset berisiko,” ujar Mona seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (4/12/2020).
Adapun, dia menjelaskan bahwa ketidakpastian tetap ada tentang paket stimulus AS.
Namun, proposal bipartisan yang didukung oleh para pemimpin Demokrat sebagai dasar negosiasi memikat peningkatan minat dari Partai Republik, telah mengangkat peluang untuk kesepakatan paket stimulus pada akhir tahun yang dapat melemahkan dolar AS.
Di sisi lain, California akan mengunci ekonominya jika kapasitas perawatan kritisnya mencapai batasnya. Jika negara bagian lain di AS mengikuti jejak itu, maka akan menjadi sentimen negatif bagi pasar yang tengah reli karena pemulihan ekonomi kembali terancam gagal terjadi.