Bisnis.com, JAKARTA - Saham milik PT PP Properti Tbk. menjadi salah satu yang mencolok pada periode tahun berjalan 2020.
Dari keterkaitan dengan skandal korupsi Jiwasraya hingga direkomendasikan oleh Ustaz Yusuf Mansur yang mendadak viral di pasar modal.
Dari terjerembab hingga ke level paling bawah Rp50 per saham hingga melesat lebih dari 100 persen dalam tempo tidak sampai sebulan.
Direktur Keuangan PP Properti Deni Budiman menyebut pergerakan harga saham perseroan sepenuhnya tergantung pasar. Namun, dapat dipastikannya bahwa dari internal perusahaan juga terus memperbaiki fundamental pada masa pandemi ini.
“Kemudian juga ada beberapa komunikasi sehingga ini sedikit banyak menambah kepercayaan publik terhadap PPRO,” kata Deni dalam paparan publik secara daring, Kamis (3/12/2020).
Penguatan harga saham PPRO juga disebut berbarengan dengan kenaikan saham-saham emiten BUMN lainnya beakangan ini.
Baca Juga
Kendati demikian, Deni memastikan kenaikan harga saham PPRO bukan sekadar “ikut terkerek” namun juga diikuti oleh perbaikan sisi fundamental baik dari sisi bisnis maupun operasional.
Berdasarkan data Bloomberg, saham dengan kode PPRO itu terkoreksi 0,92 persen menjadi Rp108 per saham pada akhir perdagangan Kamis (3/12/2020).
Namun, selama dua hari berturut-turut ini PPRO terpantau menguat cukup signifikan. Pada akhir perdagangan kemarin, Rabu (2/12/2020), PPRO naik 9 persen dan pada perdagangan Selasa (1/12/2020) harga terapresiasi 8,70 persen.
Sebelumnya, saham PPRO lama bertengger di level gocap. Kejatuhan harga itu tidak lepas dari posisi saham PPRO yang menjadi portofolio investasi Jiwasraya.
Ketika kasus Jiwasraya menyeruak pada akhir 2019, sejumlah saham yang dimiliki perusahaan asuransi pelat merah itu ditinggalkan oleh investor hingga harga turun tajam.
Dalam catatan Bisnis, saham PPRO pertama kali anjlok ke level 50 atau level gocap pada 27 Februari 2020.
Hingga 16 November 2020, PPRO tertahan di level gocap. Pada perdagangan 16 November 2020, PPRO mulai bergerak dengan kenaikan sebesar 6 persen ke level Rp53 per saham.
Pada periode 16 November 2020 - 3 Desember 2020, PPRO telah meroket 116 persen.
Baru-baru ini, saham emiten properti pelat merah menjadi perhatian ketika Ustaz Yusuf Mansur merekomendasikan saham PPRO lewat unggahan media sosial.
Dalam unggahan di media sosial Instagram, Yusuf Mansur menyebut sejumlah saham BUMN termasuk PPRO dihargai murah alias receh sehingga publik punya kesempatan memiliki saham tersebut, walau hanya 1 lot alias seratus lembar.