Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Ciputra Development Tbk. berencana menggenjot pendapatan dari sisi penerimaan berulang (recurring income) lewat pembangunan pusat perbelanjaan di Surabaya.
Direktur Ciputra Development Tulus Santoso mengatakan pihaknya akan menambah luas sewa atau nett leasable area (NLA) mal seluas 63.000 hektare yang akan selesai seluruhnya pada akhir 2023. Tambahan itu pun diharapkan bakal mengerek kontribusi pendapatan berulang perseroan.
Setelah selesai, NLA mal milik emiten dengan kode saham CTRA itu akan naik sekitar 30 persen menjadi 283 ribu meter persergi dari posisi per September 2020 seluas 220 ribu meter persegi.
“Kalau pendapatannya ya kira-kira searah [naik] sekitar 20 persen - 30 persen juga dengan catatan di Surabaya rate-nya lebih rendah dibandingkan Jakarta. Kemungkinan menambah sekitar 20 persen [ke dalam pos recurring income] pada saat sudah terisi semua,” jelas Tulus dalam paparan publik secara daring, Kamis (3/12/2020).
Saat ini, CTRA tengah mengembangkan Ciputra World Surabaya Extension dengan luas sewa (NLA) 37.300 meter persegi yang diperkirakan selesai pada 2021.
Selanjutnya, Mal CitraLand Surabaya yang memiliki luas sewa 26.000 meter persegi direncanakan rampung pada akhir 2023.
Baca Juga
Direktur Ciputra Development Artadinata Djangkar menambahkan bahwa mal menjadi salah satu sumber recurring income perseroan bersama properti perhotelan dan perkantoran.
Untuk mal, dirinya menyebut perseroan selalu bekerjasama dengan peritel agar tetap buka walaupun trafik pengunjung pusat perbelanjaan belum pulih.
“Supaya tetap buka memang kita berbicara dan kompromi dalam hal yang sifatnya finansial seperti menawarkan diskon,” ujar Artadinata.
Berdasarkan data perseroan, Ciputra Development saat ini memiliki luas sewa mal 220 ribu meter persegi dengan tingkat okupansi rata-rata 96 persen.
Untuk perhotelan, Artadinata mengakui pendapatan menurun karena pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, pihaknya tetap berupaya menjaga operasional hotel dengan menjalankan protokol kesehatan.
Sementara untuk perkantoran, Artadinata tidak mengantisipasi bakal terjadi lonjakan permintaan dalam waktu dekat.
Pasalnya, tren yang terjadi belakangan ini menunjukkan sejumlah penyewa memutuskan untuk mengurangi luas sewa yang dibutuhkan.
“Bangunan kantor ini kami tidak akan melihat lonjakan permintaan dalam waktu dekat, namun tidak terlalu pesimistis terhadap demand bangunan perkantoran di CBD area khususnya,” kata Artadinata.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, CTRA membukukan penurunan pendapatan sebesar 9,67 persen menjadi Rp4,2 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp4,65 triliun.
Di dalamnya, pendapatan dari pengembangan properti turun 1,83 persen menjadi Rp3,21 triliun dari sebelumnya Rp3,27 persen.
Semenara pendapatan berulang terkoreksi 26,08 persen menjadi Rp1,02 triliun dari posisi per akhir kuartal III/2019 senilai Rp1,38 triliun.