Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu komisaris emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mengundurkan diri dari jabatannya.
Dalam suratnya ke Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia, Direktur dan Corporate Secretary Indocement Tunggal Prakarsa Oey Marcos menyampaikan pada Senin (30/11/2020) perseroan menerima pengunduran diri salah satu anggota dewan komisaris.
Komisaris tersebut ialah DR. Bernd Scheifele, yang merupakan warga negara Jerman. Penyebab pengunduran diri ialah karena yang bersangkutan telah memasuki masa pensiun.
Sampai dengan saat ini, tidak ada usulan penggantian jabatan yang kosong dari pemegang saham maupun manajemen INTP. Jumlah anggota dewan komisaris Indocement sudah memenuhi ketentuan syarat yang berlaku.
"Perseroan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) secepatnya yang dijadwalkan pada Mei 2021," paparnya.
Sementara itu, sebelumnya INTP melaporkan penurunan penjualan semen hingga 11,5 persen secara tahunan per Oktober 2020.
Baca Juga
Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya menyebut penurunan penjualan semen perseroan sekitar 11,5 persen pada Oktober 2020 sementara pertumbuhan penjualan industri turun 15 persen.
“Kalau year-to-date per Oktober, market itu kurang lebih turun 9,7 persen, Indocement turun 8 persen,” kata Christian dalam paparan publik secara daring, Selasa (10/11/2020).
Menjelang akhir tahun ini, penjualan semen diperkirakan tidak akan pulih dalam laju yang signifikan.
Pasalnya, musim hujan yang diantisipasi setiap Desember dan perpindahan libur lebaran pada akhir tahun menjadi beberapa hal yang akan menghambat laju konsumsi semen.
Selain itu, pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serta maraknya aksi demonstrasi juga bakal memengaruhi performa penjualan semen.
Christian memperkirakan pada tahun ini penjualan semen akan bergerak di teritori negatif -9 persen hingga -11 persen.
“Desember nanti kami memperkirakan pertumbuhan [permintaan semen] turun cukup dalam,” ujar Christian.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, emiten berkode saham INTP tersebut melaporkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp1,11 triliun atau turun 5,02 persen secara tahunan dari posisi sebelumnya Rp1,17 triliun.
Penurunan itu terbilang membaik dibandingkan koreksi laba pada paruh pertama tahun ini yang sebesar 26,56 persen.
Namun, dari sisi top line, pendapatan produsen semen merek Tiga Roda ini masih tertekan akibat penurunan penjualan pada masa pandemi. Tercatat pendapatan INTP melemah 10,56 persen menjadi Rp10,14 triliun dari Rp11,34 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pelemahan pendapatan INTP ini sedikit lebih baik dibandingkan realisasi pada semester I/2020 yang turun 11,56 persen.