Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) Arif Suhartono mendapat penghargaan dalam ajang TOP BUMN Award 2020 yang digelar Bisnis Indonesia.
Arif Suhartono mendapat anugerah The Best CEO BUMN 2020 kategori perusahaan nonpublik dan nonkeuangan dengan aset di atas Rp15 triliun. Pemberian penghargaan diberikan hari ini, Senin (30/11/2020) secara virtual.
Di IPC, Arif Suhartono mengemban amanah sebagai bos pelabuhan terbesar di Indonesia itu pada awal Maret 2020. Saat itu, Menteri BUMN menunjuk Arif Suhartono sebagai dirut yang baru bersamaan dengan perubahan direksi di IPC berdasarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 69/MBU/03/2020.
Arief Suhartono malang melintang di dunia kepelabuhanan. Sebelum menduduki kursi nomor satu di IPC, Arif Suhartono sempat mengisi sejumlah pos, antara lain
Direktur Utama PT Pengerukan Indonesia (2014) dan Direktur Utama PT Pelabuhan Tanjung Priok (2014). Kedua perusahaan ini merupakan anak usaha IPC.
Kemudian Arif Suhartono juga pernah menjadi Direktur Utama PT Pengembang Pelabuhan Indonesia (2015-2019). Perusahaan ini adalah anak usaha IPC yang mengembangkan sejumlah pelabuhan yang baru maupun eksisting.
Baca Juga
Sebelum menjabat posisi dirut, pria kelahiran Banyumas ini sempat menempati posisi Direktur Komersial IPC pada 2019-2020.
Di bawah kepemimpinan Arief Suhartono, IPC mampu bertahan di tengah kondisi pandemi Covid-19. Per September 2020, IPC memiliki aset Rp52,5 triliun, naik dari akhir 2019 sebesar Rp52,04 triliun. Aset itu berasal dari ekuitas Rp16,49 triliun dan liabilitas Rp36,01 triliun.
IPC juga berhasil membukukan pendapatan Rp7,25 triliun sepanjang 9 bulan pertama 2019, turun dari sebelumnya Rp8,56 triliun. Namun, perusahaan berhasil meningkatkan pendapatan konstruksi menuju Rp1,14 triliun dari sebelumnya Rp783,44 miliar.
Di sisi lain, arus peti kemas naik 11,28 persen pada September 2020 seiring dengan tren pemulihan trafik bongkar muat pada periode Juli - September atau Triwulan III/2020.
Direktur Utama IPC, Arif Suhartono mengatakan tren perbaikan ini ditunjukkan pada kenaikan arus peti kemas menjadi 621,30 ribu TEUs jika dibandingkan dengan periode Agustus 2020 yakni 558,32 ribu TEUs dan kenaikan 0,75 persen dibandingkan dengan periode Juli 2020 sebesar 554,16 ribu TEUs.
“Penurunan throughput peti kemas yang terjadi selama masa pandemi terhitung mulai dari Triwulan I tahun 2020 hingga kini telah menunjukkan adanya rebound [peningkatan kembali] yang cukup signifikan pada Triwulan III tahun 2020 ini,” ujar Arif melalui siaran pers, Sabtu (31/10/2020).