Bisnis.com, JAKARTA - Entitas agribisnis Grup Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) berhasil mencatatkan kenaikan penjualan per September 2020 seiring dengan kenaikan harga minyak kelapa sawit (CPO).
Namun demikian, perseroan masih harus menderita pembukuan rugi bersih karena perubahan nilai aset biologis dan beban pajak.
Mengutip siaran resmi Grup SIMP pada Senin (30/11/2020), per September 2020, produksi tandan buah segar (TBS) inti turun 10 persen year on year (yoy) menjadi 2,1 juta ton. Seiring penurunan produksi TBS inti dan eksternal, produksi CPO turun 14 persen yoy menjadi 520 ribu ton.
Grup SIMP mencatat penjualan sebesar Rp10,31 triliun, naik 2 persen yoy dari sebelumnya Rp10,09 triliun terutama disebabkan kenaikan harga jual rata-rata (ASP) dari produk sawit dan produk Minyak & Lemak Nabati (EOF).
"Kenaikan harga jual sebagian diimbangi oleh penurunan volume penjualan dari produk sawit dan produk EOF," papar keterangan SIMP.
Seiring turunnya produksi, volume penjualan CPO turun 16 persen menjadi 518 ribu ton sementara itu volume penjualan produk palm kernel (PK) turun 19 persen yoy menjadi 123 ribu ton. ASP CPO dan PK pada 9 bulan pertama 2020 naik 23 persen yoy dan 13 persen yoy.
Baca Juga
Grup SIMP mencatat laba bruto sebesar Rp1,70 triliun (+29 persen yoy), laba usaha Rp719 miliar (+306 persen yoy) dan EBITDA Rp1,75 triliun (+48 perse yoy) per September 2020.
Rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp173 miliar per kuartal III/2020, lebih rendah dari Rp470 miliar pada periode sebelumnya.
Pembukukan itu terutama berasal dari rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis dan kenaikan beban pajak penghasilan. Namun sebagian rugi dapat diimbangi oleh kenaikan laba bruto, penurunan beban umum dan administrasi serta laba selisih kurs.
Core profit atau laba inti produsen minyak goreng Bimoli itu pun berbalik positif menjadi Rp47 miliar per September 2020.