Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tertekan Pandemi, ABM Investama (ABMM) Harus Rela Alami Rugi Bersih US$5,37 Juta

Tekanan pandemi Covid-19 membuat PT ABM Investama Tbk. harus rela mengalami penurunan kinerja, termasuk mengalami rugi.
Proses pengapalan batu bara dari conveyor belt ke kapan tongkang./abm-investama.com
Proses pengapalan batu bara dari conveyor belt ke kapan tongkang./abm-investama.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan batu bara, PT ABM Investama Tbk., membukukan penurunan kinerja hingga kuartal III/2020 di tengah banyaknya tekanan bisnis akibat pandemi Covid-19. Perseroan pun terpaksa mengalami rugi bersih US$5,37 juta. 

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham ABMM itu mencatatkan penurunan tipis 0,2 persen secara year-on-year (yoy) terhadap kinerja pendapatan hingga kuartal III/2020, menjadi sebesar US$442,16 juta dari perolehan kuartal III/2019 yang sebesar US$443,41 juta.

Lebih terperinci, pendapatan segmen bisnis jasa turun 16,07 persen secara yoy menjadi US$90,4 juta, pendapatan segmen pabrikasi turun 23,5 persen yoy menjadi US$12,97 juta, dan pendapatan segmen perdagangan bahan bakar terkoreksi 61,48 persen yoy menjadi US$1,57 juta.

Hanya segmen bisnis kontraktor tambang dan penambangan batu bara yang berhasil membukukan kenaikan, yakni sebesar 5,7 persen yoy menjadi US$337,2 juta.

Kendati demikian, sejumlah pos beban tampak membengkak. Beban pokok penjualan ABMM naik tipis 2,6 persen yoy menjadi US$374,30 juta.

Selain itu, beban penjualan, umum, dan administrasi naik 8 persen yoy menjadi US$41,74 juta, beban lainnya melambung 403,63 persen yoy menjadi US$9,84 juta, sedangkan biaya keuangan meningkat 5,3 persen yoy menjadi US$29,11 juta.

Dengan demikian, perseroan membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$5,37 juta hingga kuartal III/2020. Perolehan itu berbanding terbalik dengan kinerja pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang membukukan laba bersih sebesar US$11,29 juta.

Di sisi lain, total liabilitas perseroan per akhir September 2020 naik menjadi US$644,75 juta dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2019, yang sebesar US$609,35 juta. Angka ini terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar US$248,27 juta dan liabilitas jangka panjang senilai US$396,48 juta.

Namun, total aset perseroan per 30 September 2020 berada di posisi US$873,65 juta, lebih tinggi daripada total aset per akhir Desember 2019, yang sebesar US$854,22 juta. Sementara itu, posisi kas dan bank perseroan tercatat senilai US$82,24 juta per akhir September 2020.

Manajemen ABM Investama menjelaskan dalam laporan keuangannya bahwa operasional perseroan telah dan mungkin terus dipengaruhi oleh penyebaran Covid-19.

“Efek masa depan dari Covid-19 terhadap Indonesia dan perseroan masih belum dapat ditentukan saat ini. Peningkatan jumlah infeksi Covid-19 yang signifikan atau penyebaran yang berkepanjangan dapat mempengaruhi Indonesia dan perseroan,” tulis manajemen ABM Investama seperti dikutip dari laporan keuangannya, Minggu (29/11/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper