Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Lippo Karawaci Yakin Omnibus Law Bakal Picu Kebangkitan Bisnis Properti

CEO Lippo Karawaci John Riady meyakini bisnis properti bakal bangkit dalam 8-10 tahun mendatang dan mengulang kejayaan 2012 lalu. Faktor omnibus law UU Cipta Kerja dan bonus demografi diyakini bakal menjadi katalis positif bagi bisnis properti.
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady memberikan penjelasan saat halalbihalal dengan media, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady memberikan penjelasan saat halalbihalal dengan media, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk. optimistis bisnis properti akan bergairah kembali dalam delapan hingga sepuluh taun mendatang. Industri properti diyakni bakal kembali ke puncak kejayaan seperti masa 2012 lalu berkat sejumlah faktor, antara lain omnibus law Undang-undang Cipta Kerja.

CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan hampir delapan tahun terakhir ini industri properti tampak lesu setelah menyentuh titik puncak pada 2012. Namun, sejumlah perkembangan dalam setahun terakhir ini dari UU Cipta Kerja hingga kerjasama pengembang dan perbankan yang kian baik menjadi harapan untuk industri properti kembali bergeliat.

“Kami dari industri properti cukup optimis melihat perkembangan dari sektor kami selama setahun terakhir. Sudah kira-kira 8 tahun ditunggu-tunggu kapan industri properti ini akan bangkit lagi,” kata John dalam paparan Economic Outlook 2021 yang digelar secara virtual, Rabu (25/11/2020).

Lebih lanjut, John melihat setidaknya ada tiga katalis yang akan mendorong sektor properti Indonesia dalam sepuluh tahun ke depan.

Pertama, implementasi UU Cipta Kerja yang telah disahkan oleh pemerintah pada 2020. Menurutnya, UU Cipta Kerja bakal mampu memudahkan bisnis properti dan dapat menarik lebih banyak pembeli bahkan dari orang asing.

Kedua, bonus demografi yang ditawarkan oleh bangsa Indonesia. John menunjukkan ketika negara berkembang mencapai Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita kira-kira sekitar US$2.500, US$3.000, dan US$3.500, kecenderungannya akan lebih banyak masyarakat yang mampu membeli rumah.

Saat ini, John menyebut tingkat kepemilikan rumah di Jakarta baru 48 persen atau jauh di belakang negara berkembang lain seperti Malaysia, China, dan India.

“Kami melihat 10 tahun ke depan [populasi] ini menjadi tren yang sangat besar, akan ada satu gelombang peningkatan kepemilikan rumah yang sangat pesat.” ujar John.

Ketiga, kerjasama antara pengembang dengan perbankan terkait dengan penyediaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) disebut juga akan mendongkrak sektor properti di masa depan.

John menjelaskan tingkat kredit properti (mortgage) di Indonesia saat ini hanya sekitar 5 persen atau relatif masih sangat rendah. 

Namun, potensi kenaikan mortgage sudah terlihat dalam setahun terakhir ketika pembelian rumah untuk kelompok menengah ke bawah sekitar 80 persen - 90 persen sudah menggunakan KPR atau KPA.

Sebagai tambahan, Lippo Karawaci mencatatkan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp2,28 triliun per akhir kuartal III/2020. Jumlah itu naik 100 persen bila dibandingkan dengan periode sembilan bulan 2019.

“[Marketing sales ini] Memang merupakan salah satu indikator dari pertumbuhan ekonomi yang sudah mulai membaik dan diharapkan tahun depan akan lebih baik lagi,” pungkas John.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper