Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Saham Melambung, Induk SCTV dan Bohir Bukalapak Ini Siap Stock Split

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. berniat menggelar aksi korporasi pemecahan nilai saham atau stock split. Saham induk dari stasiun televisi SCVT dan salah satu investor Bukalapak ini naik 63,73 persen dalam tiga bulan terakhir.
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK). Istimewa
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK). Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. alias Emtek berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham alias stock split. Perusahaan induk stasiun televisi SCTC dan salah satu investor Bukalapak ini bakal meminta restu pemegang saham terkait rencana tersebut.

Berdasarkan Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia, emiten bersandi EMTK itu memanggil para pemegang sahamnya untuk hadir dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Senin 14 Desember 2020, terkait aksi korporasi tersebut,. 

“Agenda Rapat: persetujuan atas rencana perubahan nilai nominal saham Perseroan (Stock Split) dan perubahan Pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan terkait modal dasar, modal disetor dan modal ditempatkan,” demikian tertulis dalam informasi tersebut, seperti dikutip Bisnis, Minggu (22/11/2020)

Adapun, rasio pemecahan nilai nominal sahamnya belum diketahui. Pihak EMTK juga belum memberikan respons ketika dikonfirmasi oleh Bisnis

Berdasarkan pantauan Bisnis, per penutupan pasar akhir pekan lalu, Jumat (22/11/2020) saham perusahaan milik konglomerat Eddy Sariaatmadja tersebut saat ini berada di level 8.350 per saham.

Tiga bulan belakangan, saham EMTK telah naik 63,73 persen. Adapun jika ditarik sepanjang tahun berjalan, induk PT Surya Citra Media Tbk. alias SCMA ini menguat 49,81 persen.

Per 31 Oktober 2020, pemegang saham dengan porsi terbesar masih ditempati oleh Eddy Sariaatmadja yakni 24,90 persen, diikuti oleh Susanto Suwarto 12,60 persen,dan  PT Adikarsa Sarana 11,50 persen. Selanjutnya Piet Yaury 8,80 persen, PT Prima Visualindo 8,2 persen, The Northern Trust Company 8,10 persen, Fofo Sariaatmadja 5,40 persen.

Sementara saham yang dimiliki publik ada sebesar 18,00 persen serta saham treasury hasil buyback perseroan ada 2,50 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper