Bisnis.com, JAKARTA - Produsen sekaligus eksportir udang olahan, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk. akan melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO, setelah sempat tertunda pada 2018.
Perusahaan yang kerap disingkat menjadi PMMP tersebut akan melakukan due dilligence meeting dan paparan publik IPO pada Senin (23/11/2020). Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek ialah PT Sinarmas Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Mengutip situs resmi perseroan, pada tahun 2004 Panca Mitra Multiperdana (PMMP) pertama kali didirikan, dan berkantor pusat di Surabaya dengan pabrik pengolahan di Situbondo.
Dalam enam belas tahun usianya, pabrik PMMP di Situbondo telah berkembang menjadi 16 hektare yang menampung 5 pabrik pengolahan. PMMP juga mengoperasikan 2 pabrik di Tarakan melalui anak perusahaannya, Tri Mitra Makmur (TMM).
Baca Juga
Melalui dua lokasi pabrik, PMMP mampu mengirimkan produk olahan udang dengan total gabungan 100 kontainer per bulan.
"Sebagai perusahaan khusus udang, kami tidak hanya mengirimkan udang dengan kualitas terbaik ke luar Indonesia, kami berkomitmen untuk membangun hubungan jangka panjang dengan klien dan pemangku kepentingan kami," papar manajemen PMMP.
Dalam prospektus IPO, disebutkan Panca Mitra Multiperdana akan menawarkan sebanyak-banyaknya 667,5 juta saham dalam IPO, atau 25,023 persen dari jumlah modal disetor setelah IPO. Bertindak sebagai penjamin pelaksana efek ialah PT Sinarmas Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Berikut perkiraan rencana jadwal IPO Panca Mitra Multiperdana
Masa Penawaran Awal : 23-27 November 2020
Perkiraan Tanggal Efektif : 4 Desember 2020
Perkiraan Masa Penawaran Umum : 8-9 Desember 2020
Perkiraan Tanggal Penjatahan : 11 Desember 2020
Perkiraan Tanggal Distribusi Saham : 14 Desember 2020
Perkiraan Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 15 Desember 2020
Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham : 15 Desember 2020
Saat ini, susunan pemegang saham Panca Mitra Multiperdana ialah PT Tiga Makin Jaya sebesar 60 persen, Soesilo Soebardjo 29 persen, Martinus Soesilo 10 persen, dan Hirawan Tedjo Koesoemo 1 persen.
Setelah IPO, susunan pemegang saham menjadi PT Tiga Makin Jaya 44,98 persen, Soesilo Soebardjo 21,74 persen, Martinus Soesilo 7,49 persen, dan Hirawan Tedjo Koesoemo 0,75 persen, dan masyarakat 25,02 persen.
Seluruh dana hasil penawaran umum perdana saham digunakan untuk tiga hal. Pertama, sekitar 25 persen digunakan untuk belanja modal berupa konstruksi pabrik baru (pabrik ke-8), serta pembelian mesin dan fasilitas penunjangnya.
"Tujuannya untuk meningkatkan produksi pre-fried breaded product," papar manajemen.
Kedua, sekitar 60 persen juga untuk belanja modal pabrik baru (pabrik ke-9), sehingga dapat meningkatkan produksi cooked shrimp ring, breaded, dan produk tempura.
Ketiga, sekitar 15 persen untuk modal kerja yang akan digunakan untuk pembelian bahan baku udang dan bahan baku pelengkap.
Dari sisi kinerja keuangan, PMMP membukukan penjualan neto US$83,34 juta per Juni 2020, naik dari US$73,98 juta per Juni 2019. Laba tahun berjalan pun meningkat menuju US$5,27 juta dari sebelumnya US$722.342.
Total aset per Juni 2020 mencapai US$233,38 juta, koreksi dari US$237,16 juta per akhir 2019. Ekuitas meningkat menjadi US$51,49 juta dari sebelumnya US$46,02 juta.
Berdasarkan catatan Bisnis, PMMP sebelumnya akan melakukan proses IPO pada 2018. Saat itu, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek ialah PT RHB Sekuritas Indonesia dan PT Danareksa Sekuritas.
Kini, dengan formasi baru, publik tentunya berharap IPO PMMP dapat terlaksana dengan baik, setelah tertunda 2 tahun.
Catatan Redaksi: Artikel ini mengalami perubahan di badan berita yang lebih relevan. Mohon maaf atas kekeliruan yang terjadi.