Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi semakin dalam menjelang penutupan perdagangan Jumat (20/11/2020).
Hingga akhir sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG melemah 0,24 persen atau 13,18 poin menjadi 5.580,87. Sebelumnya, IHSG sempat menghijau dan menyentuh level puncak 5.628,44.
Namun, sampai dengan pukul 14.43 WIB, IHSG koreksi 0,49 persen atau 27,42 poin menuju 5.556,64. Sejumlah 261 saham melemah, 177 saham hijau, dan 171 saham stagnan.
Investor asing tercatat melakukan aksi jual dengan net sell Rp397,82 miliar. Sejumlah saham big caps menjadi sasaran jual asing seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dengan net sell Rp81,8 miliar, PRp44 miliar, PT Astra International Tbk. (ASII) Rp70,1 miliar, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Rp55,1 miliar.
Sementara itu, saham PT PP Properti Tbk. (PPRO) dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) mampu melejit, masing-masing 28,3 persen dan 24,35 persen.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher mengatakan IHSG tak bakal melanjutkan penguatannya pada perdagangan hari ini. Dia menuturkan, secara analisis teknikal saat ini pergerakan masih dalam trend bullish yang cukup kuat, tetapi perlu diwaspadai adanya aksi profit taking dalam jangka pendek.
Baca Juga
“Investor masih perlu mencermati kenaikan kasus Covid-19 di berbagai negara serta mencerna dampak keputusan suku bunga Bank Indonesia dan Bank of China,” tulisnya dalam riset harian, seperti yang dikutip Bisnis, Jumat (20/11/2020).
Sementara itu, mayoritas bursa Asia ditutup di zona hijau dengan penguatan tipis menyusul perselisihan antara Kementerian Keuangan AS dan The Fed terkait fasilitas pinjaman darurat.
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (20/11/2020), indeks Topix Jepang ditutup menguat sebesar 0,1 persen, indeks Shanghai Composite China juga terpantau naik 0,4 persen, dan indeks Hang Seng Hong Kong berbalik menguat 0,3 persen.
Selanjutnya, indeks Kospi Korea Selatan juga ditutup dengan hasil positif setelah naik 0,24 persen. Sebaliknya, indeks ASX 200 Australia ditutup terkoreksi sebesar 0,1 persen