Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berpeluang melemah disebabkan oleh sentimen kondisi ekonomi global terkhususnya seruan Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin yang akan akan mengakhiri bantuan stimulus.
Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (20/11/2020) hingga pukul 18.00 WIB, harga emas di bursa comex menguat 0,24 persen atau 4,5 poin ke level US$1.866 per troy ounce.
Sebaliknya, harga emas di pasar spot melemah 0,07 persen atau 1,36 poin ke level US$1.865,18 per troy ounce.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan sentimen perlambatan emas disebabkan pernyataan Mnuchin yang mengindikasikan bahwa pemerintah akan akhiri bantuan stimulus dengan meminta Federal Reserve untuk mengembalikan pinjaman uang yang dialokasikan sebelumnya.
Pinjaman yang dikucurkan dalam masa pandemi tersebut sebelumnya diperuntukkan pada pengusaha, organisasi nirlaba dan pemerintahan lokal yang dapat mendorong penguatan dolar AS.
“Meskipun begitu penurunan berpeluang terbatas dan bahkan bisa berbalik naik jika pasar mempertimbangkan berita akan kembali bernegosiasi nya partai Republik dengan Demokrat untuk membahas RUU paket bantuan stimulus,” tulis Faisyal dalam riset, Jumat (20/11/2020).
Baca Juga
Disebutkannya, harga emas berpeluang untuk dijual selama harga masih bergerak di bawah level resisten pada US$1.872 per troy ounce karena berpotensi turun untuk menguji level support pada US$1.858.
Namun, jika harga emas bergerak naik hingga menembus ke atas level resisten pada US$1.872, maka berpeluang dibeli karena berpotensi naik lebih lanjut untuk menargetkan resisten selanjutnya pada US$1.880.
Adapun, level support harga emas saat ini masing-masing adalah US$1.858 – US$1.850 – US$1.840 per troy ounce. Sementara, level resistennya adalah US$1.872 – US$1880 – US$1.890 per troy ounce.