Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI7DRR Turun: IHSG Meningkat, Saham Properti Unjuk Gigi

Di jajaran top gainers atau saham dengan kenaikan tertinggi, saham-saham properti mendominasi.
Kawasan permukiman besutan PT Alam Sutera Tbk. di Tangerang. Alam Sutera memiliki beberapa segmen andalan yang menopang penjualan properti perseroan mulai dari properti hunian hingga properti komersial seperti perkantoran dan pusat perbelanjaan./alam-sutera.com
Kawasan permukiman besutan PT Alam Sutera Tbk. di Tangerang. Alam Sutera memiliki beberapa segmen andalan yang menopang penjualan properti perseroan mulai dari properti hunian hingga properti komersial seperti perkantoran dan pusat perbelanjaan./alam-sutera.com

Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham properti unjuk gigi di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setelah pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Kamis (19/11/2020).

Hingga pukul 14.41 WIB, IHSG naik 0,53 persen atau 29,26 poin menjadi 5.586,77. Sejumlah 260 saham menguat, 173 saham koreksi, dan 181 saham stagnan.

Setelah terlempar ke zona merah pada awal perdagangan ke level 5.541,31, indeks berhasil berbalik menguat dengan level tertinggi harian 5.589,93.

Di jajaran top gainers atau saham dengan kenaikan tertinggi, saham-saham properti mendominasi. Saham PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) menjadi jawara dengan penguatan 34,17 persen menuju Rp161.

Selanjutnya, saham PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) naik 18,56 persen ke level Rp230. Selanjutnya di posisi ketiga, saham PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) naik 14,18 persen menjadi Rp153.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 November 2020 memutuskan untuk menurunkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen.

RDG juga memutuskan suku bunga turun Deposit Facility menjadi 3 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 4,5 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan bahwa keputusan ini mempertimbangkan inflasi yang lemah, stabilitas eksternal yang terjaga dan sebagai langkah lanjutan untuk mendukung pemulihan ekonomi

BI melihat fungsi intermediasi di sektor keuangan masih lemah sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat. Dari data BI, pertumbuhan kredit pada kuartal III/ 2020 tumbuh 0,12 year-on-year (yoy) dan dana pihak ketiga (DPK) 12,88 persen yoy.

Sementara itu, analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa menuliskan dalam riset terbarunya bahwa pandemi Covid-19 sangat memukul pasar properti pada 2020.

Walaupun sektor properti sungguh kelam pada tahun ini, Yasmin meyakini pemulihan akan terjadi pada 2021 ditopang oleh prospek pemulihan ekonomi.

“Kendati permintaan di masa depan tampak belum terlalu kuat, tapi kami perkirakan penjualan rumah akan rebound pad 2021 seiring dengan masyarakat berencana membeli properti,” tulis Yasmin.

Ciptadana Sekuritas mempertahankan posisi overweight untuk saham properti melihat sejumlah katalis positif pada 2021.

Berdasarkan perhitungan valuasi, saham properti saat ini banyak yang diperdagangkan pada level diskon 70 persen terhadap NAV (Net Asset Value).

Yasmin pun memilih LPKR dan SMRA sebagai top picks dari segmen residensial serta saham BEST dan SSIA dari segmen kawasan industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper