Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir memberi target jajaran petinggi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) untuk mengembalikan kapitalisasi pasar perseroan ke level Rp450 triliun.
Hal tersebut diungkapkan Erick saat memberikan sambutan dalam Seremoni 25 Tahun IPO Telkom di Bursa Efek Indonesia dan New York Stock Echange yang ditayangkan secara daring, Kamis (19/11/2020)
Erick mengatakan, secara infrastruktur Telkom merupakan perusahaan terbesar yang dimiliki BUMN. Pun, bidang bisnis emiten bersandi TLKM menjadi salah satu yang dinilai bisa mendorong perubahan di era pandemi ini.
Dia menilai fluktuasi yang dialami TLKM, termasuk ketika saham TLKM merosot akibat pernyataan yang diucapkannya. Namun, Erick berdalih kritiknya untuk Telkom sebagai bentuk dorongan terhadap perusahaan pelat merah itu.
“Mohon maaf saya bicara keras bukan karena tidak sayang, justru karena saya sayang. Terbukti hari ini dengan diskusi bersama dan kemauan bersama jajaran Telkom, baru bergerak dikit saja kapitalisasi pasar sudah Rp317 triliun,” tutur Erick, Kamis (19/11/2020).
Erick menambahkan, pada dasarnya investor itu tidak bodoh. Alih-alih investor percaya pada perusahaan yang punya strategi jangka panjang dan bisa beradaptasi atas perubahan yang ada, terutama di industri yang dijalani Telkom.
Baca Juga
Untuk itu, dia menantang jajaran direksi dan komisaris yang tengah menjabat saat ini untuk mengembalikan kapitalisasi pasar Telkom ke posisi Rp450 triliun. Sebagai gambaran, pada penutupan pasar Kamis (19/11/2020) market cap TLKM ada di level Rp314,03 triliun.
“Saya yakin kaptilasisasi pasar yang ada di Telkom kita bisa kembali naikkan marwahnya seperti waktu itu Pak Setyanto [mantan Dirut Telkom] me-listing-kan. Harga valuasi Rp450 triliun kita bisa kita capai. Ini bagian KPI ya,” tegasnya.
Berdasarkan data yang dikutip Bisnis dari laporan keuangan perseroan, kapitalisasi pasar TLKM dilaporkan menyentuh level di atas Rp450 triliun pada akhir kuartal III/2017 yakni Rp471,74 triliun.
Mantan pemilik klub bola Inter Milan ini menjelaskan, tantangan tersebut dia berikan karena dirinya menilai transformasi yang dilakukan oleh BUMN belum menjadi transformasi besar, meskipun sejauh ini telah menunjukkan hasil positif di pasar modal.
Dia membandingkan penguatan kinerja indeks IDX BUMN-20 yang telah menguat sekitar 19,37 persen selama enam bulan terakhir, dengan kinerja indeks LQ45 yang tercatat naik 10,77 persen dalam periode yang sama.
“Artinya apa? Transformasi yang dilakukan jajaran BUMN sudah terlihat impact-nya di market,” tukas Erick.