Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir : Saham BUMN Sedang Hot di Bursa

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan kepercayaan masyarakat terhadap BUMN meningkat sejalan dengan upaya transformasi di tubuh perusahaan pelat merah. Tingkat kepercayaan tersebut tecermin dari kenaikan saham-saham BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir (Kiri) dan Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio (Kanan) dalam acara peresmian dan penayangan perdana kanal berita SEA Today./istimewa
Menteri BUMN Erick Thohir (Kiri) dan Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio (Kanan) dalam acara peresmian dan penayangan perdana kanal berita SEA Today./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengklaim kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan pelat merah mulai meningkat, tecermin dari peningkatan saham-saham BUMN di Bursa Efek Indonesia. 

Erick menuturkan, kenaikan saham-saham BUMN tidak terlepas dari upaya transformasi di perusahaan pelat perah. Dia menyebut, peningkatan harga saham BUMN mencapai hampir 20 persen, melampaui indeks LQ45 yang berisi saham-saham paling likuid di lantai bursa.

“Yang lagi hot di bursa itu saham-saham BUMN. Ada 19,7 persen peningkatan saham BUMN dibandingkan saham lainnya. Bahkan dibandingkan saham LQ45 kenaikannya hanya 10 persen,” katanya pada diskusi di stasiun televisi, Selasa malam (17/11/2020).

Erick menjelaskan beberapa saham BUMN yang diburu investor antara lain adalah PT Indofarma  Tbk. dan PT Kimia Farma Tbk. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada perdagangan kemarin saham Kimia Farma naik 0,3 persen ke level 3.290. Dalam periode tahun berjalan, saham berkode KAEF sudah naik 163,20 persen.

Sementara itu, saham Indofarma naik 0,62 persen ke level 3.270 pada perdagangan kemarin. Dalam periode year to date, saham berkode INAF sudah melesat 275 persen. Saham KAEF dan INAF naik daun karena bakal dilibatkan dalam program vaksinasi. 

Meski dua perusahaan tersebut tengah naik daun di tengah Covid-19, Erick mau korporasi tersebut tetap berada pada peta jalan atau roadmap yang telah dibuat.

Dia menekankan, Kimia Farma harus fokus pada pembuatan pembuatan obat kimia. Dengan begitu Indonesia tidak bergantung impor sehingga produksi farmasi akan berkelanjutan.

Sementara itu Indofarma terus mengembangkan obat herbal. Melihat industri obat kimia yang melaju cepat, obat alami tidak boleh tertinggal agar tetap lestari.

“Itu kenapa kita fokus pada transformasi roadmap. Kita punya target yang kuat dan implementasi yang jelas. Juga tidak cuma wacana,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper