Bisnis.com, JAKARTA — PT Metrodata Electronics Tbk. (MTDL) mengaku tidak terdampak pergerakan nilai tukar rupiah yang terbilang signifikan sepanjang bulan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah telah menguat 637 poin atau 4,33 persen selama sebulan terakhir. Kini, mata uang Garuda ada di level Rp14.070 per dolar AS.
Presiden Direktur Metrodata Electronics Susanto Djaja mengatakan kendati bisnisnya banyak berurusan dengan perusahaan terkait teknologi dan informasi global, pergerakan nilai tukar rupiah tak terlalu berdampak pada bisnis perseroan.
Pasalnya, banyak di antara perusahaan tersebut yang telah membuka cabang atau perwakilan bisnis di Indonesia sehingga transaksi yang dilakukan mayoritas dalam denominasi rupiah.
“Sekitar 85 persen bisnis Metrodata itu belinya dalam rupiah karena [perusahan-perusahaan mitra] sudah hadir di Indonesia. Seperti Lenovo Indonesia, HP Indonesia, sudah ada semua jadi eksposurnya tak terlalu besar,” tuturnya dalam paparan publik via daring, Rabu (18/11/2020)
Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini net open position MTDL malah dalam posisi positif, yang mana set berdenominasi dolar lebih besar terhadap pasiva atau utang perseroan dalam denominasi dolar.
Pasalnya, dia menyebut Metrodata telah lebih dulu membeli dolar AS untuk membiayai proyek-proyek perseroan yang akan dieksekusi dalam 1-2 bulan mendatang sehingga perubahan yang terjadi belakangan ini tak berpengaruh.
“Sudah dikunci oleh customer dengan kurs sekian. Jadi kalau ditanya eksposur, memang ada pengaruhnya sellau tapi tidak terlalu signifikan, tidak terlalu besar seperti jaman sebelumnya,” pungkas Susanto.
Bos Metrodata (MTDL) Ungkap Pengaruh Fluktuasi Rupiah ke Bisnisnya
Presiden Direktur Metrodata Electronics Susanto Djaja mengatakan kendati bisnisnya banyak berurusan dengan perusahaan terkait teknologi dan informasi global, pergerakan nilai tukar rupiah tak terlalu berdampak pada bisnis perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dhiany Nadya Utami
Editor : Hafiyyan
Konten Premium