Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengembang lahan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk. berkomitmen fokus mengembangkan proyek Subang Smartpolitan sebagai strategi ekspansi jangka menengah-panjang.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Direktur Surya Semesta Internusa Johannes Suriadjaja dalam acara groundbreaking proyek Subang Smartpolitan pada Rabu (18/11/2020).
Dia menyebut emiten berkode saham SSIA itu akan menangkap peluang di area strategis Subang yang dekat dengan jalur transportasi utama, seperti Bandar Udara Kertajati, Pelabuhan Patimban, dan nantinya jalur Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung.
“Ekspansi kami akan fokus di Subang dan [proyek] akan memakan investasi yang cukup besar, bisa sampai puluhan triliun,” kata Johannes dalam konferensi pers, Rabu (18/11/2020).
Sejauh ini, Johannes menyebut dana investasi yang sudah digelontorkan untuk Subang Smartpolitan telah mencapai Rp1,5 triliun dengan akuisisi lahan mencapai lebih dari 1.200 hektare.
Untuk 2021, SSIA akan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure senilai Rp700 miliar lagi untuk kawasan industri tersebut.
Baca Juga
Selain melanjutkan akuisisi lahan, Johannes menjelaskan pengembangan Subang Smartpolitan saat ini juga masih berada dalam tahap land grading dan penataan infrastruktur.
“Menata infrastrukturnya tapi belum finishing. Itu akan memerlukan waktu 18 bulan hingga 24 bulan,” imbuh Johannes.
Adapun, sumber dana capex disebut berasal dari kas internal dan fasilitas pinjaman International Finance Corporation.
Sebelumnya, SSIA telah melakukan penarikan senilai Rp700 miliar dari IFC pada 2019 dan akan segera menarik lagi senilai Rp700 miliar untuk 2021.
Lebih lanjut, dalam pembangunan tahap pertama lewat groundbreaking hari ini, SSIA akan mulai dengan membangun di lahan seluas 400 hektare yang terletak di sebelah selatan tol Cipali.
“Lahannya akan memanjang menuju utara sampai batas kereta api. Diharapkan kedepannya dengan rencana pemerintah membangun KA cepat Jakarta-Surabaya, kami bisa membuat TOD yang sudah direncanakan bersama Rajawali [PT Rajawali Nusantara Indonesia],” tutur Johannes.
Lebih lanjut, dari lahan Subang Smartpolitan seluas total 2.700 hektare tersebut akan didesain untuk kawasan industri dengan porsi 54 persen, fasilitas umum sebesar 30 persen, dan sisanya sekitar 16 persen untuk area residensial.
Pada 2021, Johannes menargetkan marketing sales dari lahan di Subang mencapai 40 hektare. Dirinya optimistis dapat mencapai target tersebut mengingat sejumlah calon pembeli sudah banyak yang bertanya (inquiries) sejak sebelum groundbreaking.
“[Inquiries] ini hampir ratusan [hektar]. Jadi, kami lagi bicara intensif dan mengusulkan lokasi-lokasi buat mereka dan untuk industrinya ini ada yang merupakan limpahan dari China,” jelas Johannes.