Bisnis.com, JAKARTA - Emiten distributor bahan bakar minyak, PT AKR Corporindo Tbk., mengincar pertumbuhan hingga dobel digit pada 2021, mempertahankan pertumbuhan daripada tahun ini kendati diterpa sentimen pandemi Covid-19.
Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesomo mengatakan bahwa pihaknya melihat banyak faktor yang akan mendukung perseroan untuk mempertahankan pertumbuhan kinerja hingga dobel digit pada tahun depan.
Untuk diketahui, emiten berkode saham AKRA itu berhasil meraup laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp665,4 miliar pada periode Januari-September 2020, tumbuh 17,72 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp565,24 miliar.
AKRA tetap membukukan laba kendati pendapatan hingga kuartal III/2020 terkontraksi 8,31 persen secara year on year menjadi Rp13,86 triliun.
“Ada beberapa hal yang sudah disiapkan perseroan dan bisa direalisasikan tahun depan, [pertumbuhan kinerja] terutama akan didukung oleh implementasi Omnibus Law dan rencana KEK yang akan membantu penjualan lahan di kawasan industri kami,” ujar Haryanto pada acara Investalk Series BRI Danareksa Sekuritas, Senin (16/11/2020).
Di segmen usaha perdagangan dan distribusi, Haryanto optimistis permintaan BBM dan bahan kimia akan naik seiring dengan prospek pemulihan ekonomi setelah ditekan sentimen pandemi Covid-19.
Baca Juga
Bahkan, penjualan BBM ritel hingga kuartal III/2020 tercatat sudah mendekati level kondisi sebelum pandemi Covid-19 sehingga pada tahun depan ruang pemulihan hingga mencetak di atas level sebelum pandemi pun terbuka cukup lebar.
Selain itu, penjualan avtur pun telah tampak memberikan sinyal kenaikan permintaan seiring dengan dibukanya kembali bandara dan aktivitas penerbangan di dalam negeri.
Tidak hanya itu, perseroan memiliki beberapa joint venture yang dapat mengakselerasi pertumbuhan kinerjanya pada tahun depan. Terbaru, perseroan melalui anak usaha menggandeng Petronas untuk mendistribusikan produk kimia perusahaan asal Malaysia ke Indonesia melalui jaringan infrastruktur perseroan.
Untuk segmen usaha kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur diyakini juga mendapatkan katalis positif jika UU Cipta Kerja telah diimplementasikan pada tahun depan. Belum lagi, dukungan pemerintah untuk menjadikan JIIPE sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK).
Dengan demikian, lini usaha ini pun diyakini semakin berkontribusi terhadap keseluruhan kinerja perseroan. Saat ini, kontribusi kawasan industri terhadap keseluruhan laba bruto AKRA telah mencapai 11 persen.
Adapun, AKRA menargetkan menjual lahan sekitar 30-40 hektare pada 2021, lebih tinggi dari target tahun ini sekitar 25-26 hektare.
“Dengan Omnibus Law ke depan banyak investasi bisa masuk ke Indonesia dan kami percaya JIIPE satu-satunya kawasan industri terintegrasi dengan segala utilitas yang lengkap dan cukup luas 3000 hektare. Tahun depan, kami yakin penjualan tanah membaik daripada tahun ini,” ujar Hariyanto.
Di sisi lain, pada penutupan perdagangan Senin (16/11/2020) saham AKRA terapresiasi 1,06 persen ke posisi Rp2.850 per saham. Sepanjang 6 bulan perdagangan terakhir, saham AKRA naik 27,23 persen.
Konsensus Bloomberg menunjukkan sebanyak 12 analis yang mengulas saham AKRA masih merekomendasikan beli. Adapun, target harga saham AKRA dalam 12 bulan berada di level Rp3.585,86.