Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup stagnan di level Rp14.170 pada perdagangan hari ini, Jumat (13/11/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp14.150 per dolar AS atau menguat dari posisi kemarin. Sepanjang peradangan, rupiah bergerak di kisaran 14.150 hingga 14.222.
Sementara itu, nilai tukar rupiah melemah, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor). Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi tadi menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.222 per dolar AS, melemah 35 poin atau 0,25 persen dari posisi Rp14.187 pada Kamis (12/11/2020).
Di sisi lain, indeks dolar AS terpantau melemah 0,067 poin atau 0,07 persen ke level 92,896 pada pukul 14.53 WIB. Pelemahan itu membuat kinerja mata uang Asia turut menguat.
Mayoritas mata uang Asia menguat, dipimpin oleh Peso Filipina yang terapresiasi 0,26 persen
Ekonom CORE Yusuf Rendy Manilet mengatakan, saat ini rupiah tengah berada dalam fase konsolidasi. Hal tersebut terjadi setelah nilai rupiah mengalami reli penguatan selama satu minggu perdagangan.
Baca Juga
"Nilai rupiah berhenti menguat karena sedang menanti sentimen baru yang signifikan. Karena, saat ini sentimennya relatif tidak terlalu banyak," ujarnya.
Yusuf memperkirakan, fase konsolidasi rupiah masih akan berlanjut pada pekan depan. Menurutnya, nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp14.100 hingga Rp14.300.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan perkembangan nilai tukar rupiah mulai bergerak stabil, bahkan cenderung menguat.
Dia mengatakan rupiah sempat tertekan hingga mencapai level Rp16.575 per dolar As pada 23 Maret 2020 di tengah kepanikan akibat wabah Covid-19. Namun, sejak saat itu rupiah menguat signifikan 17,8 persen hingga 9 November 2020.
BI memandang, nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat, didukung dengan inflasi yang rendah dan terkendali, defisit transaksi berjalan yang rendah, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun.
"Kami lihat nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat, kami lihat level sekarang secara fundamental masih undervalued," jelasnya.