Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Semen Tiga Roda, Indocement (INTP) Genjot Penjualan Home Base

Emiten berkode saham INTP tersebut menjadi pemasok semen di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Tengah sebagai wilayah dengan basis penjualan tertinggi (home market).
Proses pemuatan kontainer berisi semen merk tiga roda./indocement
Proses pemuatan kontainer berisi semen merk tiga roda./indocement

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. menggenjot penjualan di wilayah home base perseroan dan melakukan sejumlah efisiensi biaya untuk mempertahankan kinerja pada masa pandemi.

Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya mengatakan pada akhir kuartal III/2020 perseroan mampu meningkatkan marjin kotor sebesar 150 bps menjadi 33,9 persen dari sebelumnya 32,4 persen.

Selain itu, marjin EBITDA (pendapatan sebelum terkena bunga, pajak, depresiasi, serta amortisasi) juga naik 140 bps menjadi 19,8 persen dan marjin laba usaha tumbuh 30 bps menjadi 11 persen.

“Indocement saat ini menjual lebih dekat lagi. Di home market kami, kami menjual lebih banyak proporsinya untuk menghemat biaya,” ujar Christian dalam paparan publik secara daring, Selasa (10/11/2020).

Adapun, emiten berkode saham INTP tersebut menjadi pemasok semen di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Tengah sebagai wilayah dengan basis penjualan tertinggi (home market).

Untuk penjualan di luar home market, Christian menyebut pihaknya sudah melebarkan sayap juga dengan memasang terminal di Palembang, Lampung, dan baru-baru ini floating terminal Indocement juga sudah dipindahkan ke Konawe, Sumatera Tenggara.

Pemindahan floating terminal semen ke Konawe sebagai langkah produsen semen Tiga Roda ini untuk memenuhi kebutuhan proyek smelter di sana.

“Kami melihat itu tadi adalah langkah-langkah strategi Indocement untuk mengejar penjualan semen tahun ini,” imbuh Christian.

Selain menjaga penjualan yang dibantu oleh digitalisasi, INTP pada tahun ini juga menggunakan batubara berkalori rendah atau low CV coal yang cukup signifikan.

Perseroan menyebut produksi pada 2020 yang terbilang rendah akibat penurunan permintaan sehingga penggunaan low CV coal dapat ditingkatkan.

Pada 2020, penggunaan low CV coal dalam proses produksi semen INTP naik 10 persen menjadi 79 persen dari posisi pada tahun lalu sebesar 69 persen.

“Dan kami melihat harga batu bara juga agak turun dan ini membantu dari segi cost,” imbuh Christian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper