Bisnis.com, JAKARTA – Emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. melaporkan penurunan penjualan semen hingga 11,5 persen secara tahunan per Oktober 2020.
Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Christian Kartawijaya menyebut penurunan penjualan semen perseroan sekitar 11,5 persen pada Oktober 2020 sementara pertumbuhan penjualan industri turun 15 persen.
“Kalau year-to-date per Oktober, market itu kurang lebih turun 9,7 persen, Indocement turun 8 persen,” kata Christian dalam paparan publik secara daring, Selasa (10/11/2020).
Menjelang akhir tahun ini, penjualan semen diperkirakan tidak akan pulih dalam laju yang signifikan.
Pasalnya, musim hujan yang diantisipasi setiap Desember dan perpindahan libur lebaran pada akhir tahun menjadi beberapa hal yang akan menghambat laju konsumsi semen.
Selain itu, pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serta maraknya aksi demonstrasi juga bakal memengaruhi performa penjualan semen.
Baca Juga
Christian memperkirakan pada tahun ini penjualan semen akan bergerak di teritori negatif -9% hingga -11%.
“Desember nanti kami memperkirakan pertumbuhan [permintaan semen] turun cukup dalam,” ujar Christian.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, emiten berkode saham INTP tersebut melaporkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp1,11 triliun atau turun 5,02 persen secara tahunan dari posisi sebelumnya Rp1,17 triliun.
Penurunan itu terbilang membaik dibandingkan koreksi laba pada paruh pertama tahun ini yang sebesar 26,56 persen.
Namun, dari sisi top line, pendapatan produsen semen merek Tiga Roda ini masih tertekan akibat penurunan penjualan pada masa pandemi. Tercatat pendapatan INTP melemah 10,56 persen menjadi Rp10,14 triliun dari Rp11,34 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pelemahan pendapatan INTP ini sedikit lebih baik dibandingkan realisasi pada semester I/2020 yang turun 11,56 persen.