Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia turun ke level di bawah US$38 per barel lantaran melonjaknya kasus Covid-19 dunia dan ketatnya Pemilihan Presiden (Pilpres) AS.
Kontrak di New York turun 3,8 persen bersamaan dengan aksi jual di pasar ekuitas. Meskipun demikian, secara umum harga minyak dunia maasih berada di jalur kenaikan secara mingguan.
Adapun, kemenangan Joe Biden dalam Pilpres AS tampak mendekati kenyataan setelah keberhasilannya menguasai suara di negara bagian Pennsylvania, AS. Namun kemenangana Biden dinilai tidak akan mudah karena dia berpeluang berhadapan dengan suara di Kongres AS yang terpecah.
Di sisi lain, meningkatnya kasus virus corona terus menyeret prospek permintaan, dengan berbagai negara bagian AS melaporkan kenaikan kasus positif terbesar dalam satu hari.
Selain itu prospek permintaan juga terganjal oleh meningkatnya jumlah negara yang menerapkan pembatasan sosial kembali akibat pandemi Covid-19. Beberapa negara itu di antaranya ada di Eropa.
“Eropa menutup segalanya, setiap hari ada negara baru dengan beberapa kebijakan pembatasan sosial,” kata Michael Hiley, analis dari LPS Futures yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (6/11/2020).
Baca Juga
Pergerakan harga minyak mentah telah terganggu selama sepekan ini karena meningkatnya ekspektasi kepada OPEC + untuk menunda peningkatan produksi yang direncanakan pada bulan Januari. Kondisi itu diimbangi oleh ketidakpastian dari pemilihan AS.
Sementara itu, keputusan Royal Dutch Shell Plc untuk menutup kilang Biara di Louisiana selatan karena terus mencari pembeli menambah serangkaian penutupan kilang di tengah permintaan yang lesu.
“Hasil pemilu AS dan volatilitas yang dipicu oleh hasil yang belum diputuskan adalah sentimen yang mendominasi tekanan terhadap aset berisiko, termasuk minyak,” kata Harry Tchilinguirian, ahli strategi minyak di BNP Paribas SA.