Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Merosot, Terpapar Sentimen Covid-19 dan Pilpres AS

Sentimen dari Pilpres AS dan meningkatnya angka penularan Covid-19 secara global membuat harga minyak mentah dunia mengalami penurunan.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia turun ke level di bawah US$38 per barel lantaran melonjaknya  kasus Covid-19 dunia dan ketatnya Pemilihan Presiden (Pilpres) AS.

Kontrak di New York turun 3,8 persen bersamaan dengan aksi jual di pasar ekuitas. Meskipun demikian, secara umum harga minyak dunia maasih berada di jalur kenaikan secara mingguan.

Adapun, kemenangan Joe Biden dalam Pilpres AS tampak mendekati kenyataan setelah keberhasilannya menguasai suara di negara bagian Pennsylvania, AS. Namun kemenangana Biden dinilai tidak akan mudah karena dia berpeluang berhadapan dengan suara di Kongres AS yang terpecah.

Di sisi lain, meningkatnya kasus virus corona terus menyeret prospek permintaan, dengan berbagai negara bagian AS melaporkan kenaikan kasus positif terbesar dalam satu hari.

Selain itu prospek permintaan juga terganjal oleh meningkatnya jumlah negara yang menerapkan pembatasan sosial kembali akibat pandemi Covid-19. Beberapa negara itu di antaranya ada di Eropa.

“Eropa menutup segalanya, setiap hari ada negara baru dengan beberapa kebijakan pembatasan sosial,” kata Michael Hiley, analis dari LPS Futures yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (6/11/2020).

Pergerakan harga minyak mentah telah terganggu selama sepekan ini karena meningkatnya ekspektasi kepada OPEC + untuk menunda peningkatan produksi yang direncanakan pada bulan Januari. Kondisi itu  diimbangi oleh ketidakpastian dari pemilihan AS.

Sementara itu, keputusan Royal Dutch Shell Plc untuk menutup kilang Biara di Louisiana selatan karena terus mencari pembeli menambah serangkaian penutupan kilang di tengah permintaan yang lesu.

“Hasil pemilu AS dan volatilitas yang dipicu oleh hasil yang belum diputuskan adalah sentimen yang mendominasi tekanan terhadap aset berisiko, termasuk minyak,” kata Harry Tchilinguirian, ahli strategi minyak di BNP Paribas SA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper