Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah 65 persen pemegang obligasi (bond holder) PT MNC Investama Tbk. (BHIT) menyetujui untuk mengonversi surat utang menjadi saham.
Direktur Utama MNC Investama Darma Putra menyampaikan pemegang obligasi telah menyetujui exchange offer global bond senilai US$213 juta yang diusulkan oleh perseroan.
Pemegang Obligasi memiliki dua opsi untuk menukarkan obligasi global itu. Pertama, menukar dengan saham baru BHIT dengan nilai tukar 8.267.052 saham per US$100.000 dari jumlah pokok obligasi.
Harga itu setara dengan harga konversi Rp173 per saham dengan menggunakan nilai tukar Rp14.302. Dengan nilai tukar tersebut, maka obligasi senilai US$213 juta setara dengan Rp3,3 triliun.
"Perseroan telah mendapatkan konfirmasi bahwa setidaknya 65 persen pemegang obligasi akan mengkonversi obligasi menjadi saham," papar Darma Putra.
Aksi korporasi ini akan mengurangi utang induk BHIT dari US$231 juta menjadi US$81 juta atau turun 64,5 persen. Sementara ekuitas induk meningkat dari Rp11,6 triliun menjadi Rp13,8 triliun, kenaikan sebesar 18,1 persen.
Baca Juga
Opsi kedua, menukar senior notes dengan obligasi baru yang diterbitkan BHIT dengan nilai tukar US$100.000 untuk setiap US$100.000 jumlah pokok Obligasi.
Obligasi baru menawarkan kupon tetap 1 persen per tahun, ditambah dengan kupon variabel dari dividen tunai yang diterima BHIT dari PT Global Mediacom Tbk. dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk. Obligasi baru ini memiliki jangka waktu lima tahun.
Perseroan akan mengajukan permohonan pengesahan kepada pengadilan Singapura pada tanggal 10 November 2020 dan diharapkan akan disetujui oleh pengadilan Singapura dan akan menjadi efektif pada pertengahan Desember 2020.
”Exchange offer ini akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan Perseroan. Konversi utang menjadi saham akan menurunkan sisa utang Perseroan dan meringankan beban keuangan, sedangkan obligasi baru dengan tingkat kupon rendah akan secara drastis mengurangi beban keuangan yang ditanggung Perseroan,” kata Darma Putra.
Menurutnya, kedua opsi tersebut akan memperkuat neraca, struktur permodalan dan laba rugi secara keseluruhan, yang pada akhirnya menguntungkan pemegang saham.
Saham BHIT pun menjadi buah bibir seiring dengan aksi korporasi entitas Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedbjo tersebut. Pada perdagangan Rabu (4/11/2020), saham BHIT dibuka di level Rp58.
Tak lama berselang, saham BHIT langsung melonjak 18 poin atau 33,33 persen menuju Rp72, sehingga mengalami Auto Reject Atas (ARA). Pada Kamis (5/11/2020), saham BHIT kembali menanjak menuju Rp78, dan semakin menjauh dari level terbawah atau Rp50.