Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan ekonom memprediksikan tren penguatan rupiah akan sangat dipengaruhi oleh sentimen dari peluang Joe Biden memenangkan pemilihan umum Presiden AS.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (5/11/2020), nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau ditutup pada posisi Rp14.380 per dolar AS, menguat signifikan 1,29 persen atau 185 poin hingga akhir sesi perdagangan hari ini.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama melemah 0,18 persen ke posisi 93,23 hingga pukul 15.30 WIB.
Adapun, selama 5 hari terakhir perdagangan, mata uang garuda sudah menguat 1,7 persen, sekaligus menjadi mata uang terbaik di Asia selama periode tersebut.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan sentimen yang paling mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah hari ini adalah euforia pemilihan umum Presiden AS.
"Market melihat Biden mempunyai peluang besar untuk memenangkan pilpres,” ungkap Yusuf kepada Bisnis, Kamis (5/11/2020).
Potensi kemenangan calon presiden yang diusung partai Demokrat tersebut dinilainya membuat investor lebih tenang dan percaya diri.
Di sisi lain, peluang tersebut kemudian tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga ikut menguat, yang menandakan aliran modal mulai masuk kembali ke pasar Indonesia. Hal ini disebutkannya akan berdampak pada penguatan nilai tukar rupiah.
Dia menyebutkan, data pertumbuhan ekonomi negatif yang dirilis Badan Pusat Statistik pada hari ini sebenarnya sudah diantisipasi lebih dulu oleh pasar.
Meskipun pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal ketiga, tetapi relatif lebih baik dibandingkan dengan kuartal kedua tercermin belanja pemerintah bisa tumbuh positif artinya kebijakan counter cyclical yang dijalankan pemerintah sudah mulai efektif seperti anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN).
“Saya kira sampai pekan depan penguatan rupiah masih akan terjadi dengan asumsi Joe Biden secara official memenangkan pilpres AS. Level penguatannya akan berada di level 14.250-14.300,” terangnya.
Dalam kesempatan yang berbeda, ekonom Bank Pertama Josua Pardede menyatakan bahwa pada hari ini seluruh mata uang Asia mengalami penguatan terhadap dolar AS akibat adanya sentimen potensi kemenangan Joe Biden dalam kontestasi politik di Amerika Serikat.
“Diperkirakan pada esok hari perkembangan dari pemilu AS masih akan menjadi penggerak arah rupiah,” ungkap Josua kepada Bisnis, Kamis (5/11/2020).
Dia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.350 hingga Rp14.450 per dolar AS pada perdagangan esok hari.