Bisnis.com, JAKARTA – Emiten distribusi alat kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) mendapatkan kepercayaan untuk memasok alat penunjang terapi plasma konvalesen sebanyak 45 unit.
Seluruhnya akan dipasok dan diinstalasikan ke 45 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) rujukan Covid-19 untuk wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Bali.
Total penjualan yang diperoleh lebih dari Rp40 miliar, tidak termasuk pendapatan rutin dari operasional (consumable) alat tersebut.
Direktur Marketing & Sales Itama Ranoraya Hendry Herman mengungkapkan dengan realisasi penjualan ini, diharapkan akan membantu program pemerintah dalam penuntasan Covid-19.
Menurutnya, peningkatan penjualan alat penunjang terapi plasma konvalesen pada tahun ini tidak lepas dari diterapkannya metode ini sebagai alternatif untuk penyembuhan Covid-19.
Kebutuhan RS untuk alat terapi plasma konvalesen masih sangat tinggi kedepannya, karena selain untuk terapi Covid-19, apheresis bisa juga digunakan pasien leukemia, gangguan sistem pembekuan darah, pasien kelainan darah, dan pasien DBD dengue.
Baca Juga
“Jadi untuk mesin apheresis kami menargetkan tahun-tahun berikutnya akan terus bertumbuh,” ungkap Hendry dikutip dari rilis pers yang diterima Bisnis, Rabu (4/11/2020)
Terapi plasma konvalesen merupakan metoda alternatif penyembuhan dengan cara pemberian plasma darah dari orang yang telah dinyatakan sembuh dari Covid-19 kepada pasien lain.
Alat berteknologi Amerika-Jepang milik Terumo Corporation ini memang sudah dipasok IRRA ke PMI dan Rumah Sakit.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah Rumah Sakit (RS) di Indonesia di tahun 2019 sebanyak 2.344 yang terdiri dari 1.384 RS swasta dan sisanya dimiliki Pemerintah (Pemerintah daerah, Kementerian, BUMN dan TNI/Polri).
Per Oktober, terdapat 903 rumah sakit yang telah ditetapkan baik oleh Kementerian Kesehatan maupun Gubernur menjadi rumah sakit rujukan Covid-19.
Adapun, tahun 2020, IRRA menargetkan perolehan laba inti (core net profit) mampu tumbuh diatas 20 persen atau mencapai Rp40 miliar (core EPS Rp27/saham).
Meningkatnya belanja alat kesehatan untuk penanggulangan Covid-19 dinilai masih menjadi penopang tingginya pertumbuhan kinerja IRRA ke depan.