Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham-Saham Terpantik Pilpres AS Trump Vs Biden

Analis memberikan skenario rekomendasi jika Donald Trump ataupun Joe Biden terpilih dalam Pilpres AS 2020.
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Pemilihan umum yang tengah berlangsung di Amerika Serikat menjadi perhatian para pelaku pasar. Pasalnya, siapapun yang terpilih menjadi Presiden AS selanjutnya pasti memberikan dampak terhadap pasar modal global, termasuk pasar modal Indonesia.

Beririsan dengan proses perhitungan suara yang sedang berlangsung di Negeri Paman Sam, indeks harga saham gabungan (IHSG) tersungkur di zona merah pada penutupan pasar hari ini, Rabu (4/11/2020) WIB.

Padahal, pada awal perdagangan hingga akhir sesi I indeks komposit melenggang mulus di zona hijau. Namun, kondisi berbalik pada sesi II perdagangan yang mana indeks terjungkal dan tak mampu kembali bangkit.

Hingga penutupan perdagangan pukul 15.00 WIB, IHSG koreksi 1,05 persen atau 54,25 poin menjadi 5.105,19. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 5.105,19 - 5.188.

Lantas, bagaimana sebenarnya dampak Pemilu AS terhadap pasar modal Indonesia, jika Donald Trump berhasil mempertahankan posisinya sebagai Presiden AS? Atau sebaliknya, Joe Biden muncul sebagai pemenang Pemilu kali ini?

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo melihat bahwa investor pasar modal Indonesia masih menunggu dan menanti hasil lengkap Pemilu AS. Namun, dia menyebut baik Trump atau Biden yang menang dampaknya tak jauh berbeda.

“Yang sebenarnya pihak manapun yang bakal menang, ekonomi Indonesia bersiap untuk menghadapinya, karena keduanya memiliki sisi positif bagi Indonesia,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (4/11/2020).

Dia menuturkan, skenario jika Trump menang, IHSG kemungkinan naik, terlebih dengan adanya wacana soal perpanjangan Generalized System of Preferences (GSP) yaitu fasilitas bea masuk untuk produk-produk Indonesia ke AS, ditambah dengan Limited Trade Deal (LTD).

“Kedua hal ini bakal bergulir jika Trump kembali menjabat presiden,” ujar Frankie, Rabu (4/11/2020).

Walau dinilai sarat politis, Frankie menilai hal ini cukup signifikan untuk mendorong pendapatan emiten Indonesia khususnya industri manufaktur dan padat karya.

Pun, sentimen ini turut mendongkrak saham-saham yang sudah lama berjalan datar, seperti PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL), PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) dan PT Pan Brothers Tbk. (PBRX).

Sebaliknya, jika Biden menjadi orang nomor satu di AS, Frankie menyebut banyak pengamat menilai pasar modal bakal terkoreksi, termasuk IHSG, karena kebijakan yang ditawarkan Trump mungkin tertunda.

Akan tetapi, dari gaya Biden yang dinilai lebih korperatif dalam berbicara ada kemungkinan perang dagang global alias trade war dapat sedikit mereda sehingga geliat industri terutama di China dan AS dapat berjalan seimbang.

Walhasil, hal ini akan berdampak signifikan terhadap emiten di sektor sumber daya alam Indonesia, seperti CPO, batubara, industri dasar. Selain itu, industri nikel kemungkinan juga bakal berjaya seiring dengan tren otomotif berteknologi terbarukan.

“Perlu dipertarikan program kerja Biden jika terpilih salah satunya adalah diversifikasi penggunaan bahan bakar untuk energi, sebagai langkah untuk mengurangi dampak Global Warming,” tambah Frankie.

Emiten-emiten yang juga memiliki portfolio nikel dapat terdongkrak seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), PT Harum Energy Tbk. (HRUM), dan PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper