Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet berjangka di bursa komoditas Tokyo menuju lonjakan bulanan terbesar mereka dalam lebih dari empat dekade terakhir, di tengah ekspektasi bahwa pemulihan ekonomi di China akan meningkatkan permintaan.
Sentimen positif terhadap harga juga ditambah dari potensi terganggunya pasokan karet mentah akibat kondisi cuaca yang buruk.
Pemulihan ekonomi China berlanjut pada kuartal III/2020 dan menunjukkan tanda-tanda meluas pada bulan September. Perekonomian China menjadi satu-satunya mesin pertumbuhan utama dunia dan memvalidasi pendekatan agresif Beijing dalam mengendalikan pandemi.
Presiden China Xi Jinping membuka pertemuan di Beijing pekan ini untuk memetakan fase perkembangan ekonomi selanjutnya. Pejabat Partai Komunis juga akan menetapkan tujuan untuk 15 tahun ke depan ketika Xi berusaha memenuhi sumpahnya untuk peremajaan nasional dengan menjadi pemimpin global di bidang teknologi dan industri strategis lainnya.
"Penguatan harga karet di masa depan sebagian besar berkaitan dengan harapan pemulihan di China," kata kepala strategi perdagangan dan lindung nilai di Kaleesuwari Intercontinental, Gnanasekar Thiagarajan, seperti dikutip Bloomberg.
Ia melanjutkan, pemimpin China diperkirakan mempriotitaskan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil.
Baca Juga
Sentimen juga menjadi bullish di tengah ekspektasi bahwa gelombang baru infeksi virus korona di beberapa negara dapat memicu peningkatan permintaan produk sarung tangan karet.
Harga karet berjangka di Tokyo telah melonjak 49,7 persen sepanjang bulan ini dan ditetapkan untuk kenaikan bulanan terbesar sejak tahun 1975. Sementara itu, harga karet di bursa Singapura bersiap untuk kenaikan bulanan terbaik sejak 1997, sedangkan karet Shanghai berada di jalur untuk kenaikan bulanan terbesar sejak 2004.
Permintaan komoditas, terutama yang digunakan untuk membuat ban, kemungkinan besar akan meningkat karena perusahaan mobil meningkatkan produksi. Penjualan kendaraan di China naik 13 persen pada September dari tahun sebelumnya.
Dilansir dari surat kabar Yomiuri, Nissan Motor Co berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya di China sekitar 30 persen pada tahun 2021. China muncul sebagai titik terang bagi produsen mobil Jepang karena pandemi membebani permintaan di AS dan Eropa.
Di sisi penawaran, Analis Brilliant Futures, Du Hui, memperkirakan produksi karet di China merosot 30 persen pada tahun 2020 dari tahun sebelumnya karena topan di Hainan dan kekeringan di Yunnan menurunkan tingkat penyadapan pohon karet.