Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa dibuka kompak di zona merah di tengah di tengah kekhawatiran pasar perihal dampak pandemi yang memburuk pada aktivitas ekonomi di beberapa bagian dunia dan sentimen penguatan dolar AS.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (28/10/2020), indeks Stoxx Europe 600 dibuka terkoreksi 2,63 persen, dan indeks DAX Jerman juga anjlok sebesar 3,49 persen
Sementara itu, indeks FTSE All Share Inggris dan CAC 40 Perancis turut mencatatkan rapor negatif dengan penurunan masing-masing sebesar 2,3 persen dan 3,35 persen.
Volatilitas pasar terpantau tetap tinggi karena kemungkinan penggelontoran paket stimulus AS sebelum pemilihan presiden pada minggu depan telah memudar.
Para analis juga telah memperingatkan investor agar tidak mengasumsikan bahwa Joe Biden akan mengalahkan Presiden Donald Trump yang pada akhirnya telah membuat indeks dolar AS menguat.
Tercatat, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat 0,2 persen ke level 93,127.
Baca Juga
Laura Fitzsimmons, direktur eksekutif penjualan makro JPMorgan Australia, mengatakan bahwa pihaknya telah memperingatkan investor selama beberapa hari terakhir khususnya untuk mungkin mengurangi sedikit posisi risk-on.
“Seperti yang Anda lihat, peluang mulai berkurang sedikit untuk Biden menang dalam pemilu ini, mungkin itu terus berlanjut. Kita semua ingat empat tahun lalu ketika pasar sangat terkejut, ketika secara mengejutkan Donald Trump menang dalam pemilu,” ujar Fitzsimmons, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (28/10/2020).
Di sisi lain, investor mempertimbangkan laporan kepercayaan konsumen AS yang lebih buruk daripada perkiraan pasar yang dirilis pada Selasa (27/10/2020). Selain itu, data menunjukkan rawat inap pasien Covid-19 naik setidaknya 10 persen dalam seminggu terakhir di 32 negara bagian AS.
Di Eropa, Kanselir Jerman Angela Merkel mengusulkan penutupan bar dan restoran selama sebulan di tengah pembatasan yang lebih ketat di seluruh benua Eropa seiring dengan sinyal penyebaran gelombang kedua Covid-19.