Bisnis.com, JAKARTA— PT Astra International Tbk. tidak dapat berkelit dari dampak pandemi Covid-19 yang telah menekan kinerja keuangan perseroan selama sembilan bulan periode 2020.
Astra International melaporkan penurunan pendapatan bersih 26 persen secara tahunan menjadi Rp130,3 triliun pada kuartal III/2020.
Dari situ, perseroan membukukan laba bersih, setelah memasukkan keuntungan penjualan saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI), senilai Rp14,0 triliun atau turun 12 persen year on year (yoy).
Tanpa memasukkan keuntungan dari penjualan BNLI, emiten berkode saham ASII itu hanya mengantongi laba bersih Rp8,2 triliun atau turun 49 persen dari Rp15,86 triliun periode yang sama tahun lalu.
Manajemen ASII mengungkapkan ada beberapa penyebab utama penurunan laba bersih yakni penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan yang disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19.
Lebih lanjut, laba bersih segmen otomotif turun 70 persen secara tahunan menjadi Rp1,8 triliun. ASII menyebut kondisi itu menggambarkan penurunan volume penjualan yang signifikan.
Baca Juga
Kendati demikian, segmen otomotif grup kembali mencatatkan keuntungan pada kuartal III/2020. Sebelumnya atau kuartal II/2020, lini usaha itu mengalami kerugian bersih.
Selanjutnya, laba bersih grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi turun sebesar 40 persen secara tahunan menjadi Rp3,1 triliun per kuartal III/2020.
Kondisi itu disebabkan oleh penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang lebih rendah akibat pelemahan harga batu bara.
Di sisi lain, ASII mengungkapkan laba bersih dari bisnis jasa keuangan turun 36 persen yoy menjadi Rp2,8 triliun per 30 September 2020. Penurunan disebabkan oleh peningkatan provisi guna menutupi kerugian kredit bermasalah di bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto mengatakan kinerja Grup Astra secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu pada kuartal III/2020. Kondisi itu menurutnya akibat dampak dari pandemi Covid-19.
“Meskipun kinerja grup pada kuartal III/2020 menunjukkan beberapa perbaikan dibandingkan dengan kinerja pada kuartal II/2020 karena sebagian pembatasan terkait pandemi mulai dilonggarkan,” ujarnya melalui siaran pers, Senin (26/10/2020).
Djony mengatakan neraca keuangan grup tetap kuat. Kendati demikian, pihaknya memproyeksikan dampak dari pandemi masih akan berpengaruh terhadap kinerja perusahan hingga akhir 2020.
“Pandemi ini, dan langkah-langkah yang diambil untuk mengendalikan dampaknya, diperkirakan masih akan berlanjut untuk beberapa waktu mendatang dan masih akan memengaruhi kinerja grup hingga akhir tahun ini,” imbuhnya.