Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba di Bawah Proyeksi, Bagaimana Rekomendasi Saham Unilever (UNVR) Sekarang?

Laba Unilever Indonesia tumbuh tipis 0,3 persen secara tahunan menjadi Rp32,46 triliun hingga akhir periode kuartal ketiga tahun ini.
Produk Unilever dipajang di sebuah toko kelontong di India/ Bloomberg
Produk Unilever dipajang di sebuah toko kelontong di India/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – PT Unilever Indonesia Tbk. termasuk dalam kategori emiten sektor konsumer yang tahan goncangan tercermin dari perolehan pendapatan yang cukup stabil meski dihadang pandemi pada tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per September 2020 yang dipublikasikan di laman keterbukaan informasi Kamis (22/10/2020), pendapatan emiten berkode saham UNVR tersebut bertumbuh tipis 0,3 persen secara tahunan menjadi Rp32,46 triliun hingga akhir periode kuartal ketiga tahun ini.

Meskipun harga pokok penjualan pada periode tersebut menurun 2,12 persen secara tahunan menjadi Rp15,58 triliun, namun perseroan tidak bisa berkelit dari kenaikan pada pos beban pemasaran dan penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban lain-lain.

Hasilnya, UNVR akhirnya harus rela mencatatkan koreksi laba tahun berjalan 1,29 persen secara tahunan menjadi Rp5,44 triliun.

Meski demikian, laba tahun berjalan perseroan sepanjang periode Juli hingga September 2020 bisa bertumbuh 0,3 persen secara tahunan dan 3,5 persen secara kuartalan menjadi Rp1,8 triliun.

Dibandingkan dengan rata-rata profit sepanjang periode hingga kuartal ketiga tahun 2015 hingga 2019, laba bersih perseroan pada periode yang sama tahun ini berada di bawah ekspektasi konsensus yakni 72,2 persen dari 75 persen run-rate.  

Mirae Asset Sekuritas juga menilai laba bersih perseroan berada di bawah estimasi, namun sekuritas berpendapat bahwa capaian laba bersih pada kuartal ketiga tahun ini saja justru perlu diapresiasi.

Analis Mimi Halimin mengatakan margin bersih UNVR meningkat menjadi 17 persen pada kuartal ketiga, lebih tinggi dari margin bersih kuartal kedua sebesar 16,5 persen atau dibandingkan dengan periode kuartal ketiga tahun 2019 yang sebesar 16,6 persen.

“Sementara itu, kami mencatat bahwa pemulihan pendapatan lebih lambat dari yang kami harapkan. Kami menduga hal ini karena situasi unit bisnis Unilever Foods Solution (UFS) dan bisnis es krim tetap menantang selama kuartal tersebut,” ungkapnya dikutip dari siaran pers, Jumat (23/10/2020).  

Karena pembatasan sosial skala besar pada periode kuartal ketiga tidak seketat pada kuartal kedua tahun 2020, sekuritas sebenarnya sudah memproyeksikan pendapatan perseroan bisa bertumbuh secara kuartalan pada kuartal ketiga.

“Secara keseluruhan, meskipun capaian pendapatan lebih lambat dari perkiraan pada kuartal ketiga tahun 2020, kinerja perseroan masih terdorong peningkatan profitabilitas selama kuartal tersebut,” sambungnya.

Namun demikian, Mimi memperkirakan akan ada perbaikan lebih lanjut pada kuartal keempat karena pihaknya yakin bahwa kegiatan ekonomi sedang dalam proses pemulihan.

Sekuritas juga yakin bahwa UNVR masih memiliki kemampuan yang kuat untuk bertahan selama pandemi berlangsung. 

“Rekomendasi kami pasca rilis laporan keuangan kuartal ketiga tahun 2020 untuk UNVR saat ini sedang ditinjau. Rekomendasi terakhir kami untuk UNVR adalah trading buy dengan target harga Rp9.300,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper