Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BAJA ARA Berturut-turut, Ini Penjelasan Manajemen

Saham emiten berkode BAJA ini sempat mengalami auto reject atas selama dua hari perdagangan berturut-turut pada 6-7 Oktober 2020.
Sejumlah proyek PT Saranacentral Bajatama Tbk. (BAJA). Istimewa
Sejumlah proyek PT Saranacentral Bajatama Tbk. (BAJA). Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen emiten produsen baja, PT Saranacentral Bajatama Tbk., memberikan tanggapan terkait volatilitas harga saham hingga akhirnya sempat diberhentikan sementara perdagangan sahamnya oleh Bursa Efek Indonesia.

Untuk diketahui, saham emiten berkode BAJA ini sempat mengalami auto reject atas (ARA) selama dua hari perdagangan berturut-turut pada 6-7 Oktober 2020. Bahkan, selama satu bulan perdagangan terakhir saham telah meroket hingga 96,3 persen.

Kemudian, Bursa Efek Indonesia melakukan penghentian sementara perdagangan saham BAJA atau disuspensi pada 12 Oktober 2020 dan membuka gembok suspensi pada perdagangan 13 Oktober 2020.

Direktur Utama Saranacentral Bajatama Handaja Susanto mengatakan bahwa lonjakan harga saham perseroan yang terjadi pada pekan kedua Oktober 2020 lebih didasarkan ekspektasi investor terhadap performa perseroan pada tahun ini.

“Dengan adanya peraturan pemerintah Indonesia mengenai importasi baja, sehingga impor baja 2020 akan berkurang drastis dan ini memberikan kesempatan pangsa pasar baja lokal meningkat, termasuk perseroan,” ujar Handaja saat paparan publik insidentil secara daring, Kamis (15/10/2020).

Handaja mengungkapkan, pembatasan impor baja itu memberikan peluang bagi perseroan untuk mencetak kinerja yang lebih moncer pada tahun ini. BAJA berpotensi mengambil ceruk pasar lokal yang umumnya menggunakan baja hasil impor.

Menurut dia, hal itu pun sudah tercermin dari kinerja penjualan perseroan hingga September 2020 yang jauh lebih baik melampaui realisasi penjualan pada periode yang sama tahun lalu. Kendati demikian, Handaja tidak memberikan angka detil realisasi penjualan perseroan.

Di sisi lain, BAJA juga mendapatkan momentum memoles kinerja keuangan tahun ini seiring dengan harga bahan baku baja dunia yang tengah mengalami tren kenaikan sejak Juni 2020.

Kenaikan harga bahan baku itu telah meningkatkan harga jual produk perseroan pada paruh kedua tahun ini.

“Kinerja baik ini tampaknya akan berlanjut hingga akhir tahun,” papar Handojo.

Adapun, pada semester I/2020 BAJA berhasil membukukan pertumbuhan 24,9 persen terhadap pendapatan sebesar Rp589,84 miliar dibandingkan dengan pendapatan semester I/2019 sebesar Rp471,93 miliar,

Kenaikan pendapatan itu berhasil membantu perseroan menekan rugi bersih tahun berjalan semester I/2020 yang menciut menjadi Rp5,99 miliar daripada rugi semester I/2019 sebesar Rp8,91 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper