Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) merampungkan akuisisi 55 persen saham produsen Prochiz PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) senilai hampir Rp1 triliun.
Manajemen Garudafood menyampaikan, perseroan telah mengambil alih 825 juta saham atau 55 persen saham Mulia Boga raya dengan harga Rp1.156 per saham. Dengan kata lain, emiten bersandi saham GOOD itu merogoh kocek Rp953,7 miliar untuk membeli saham dari enam pihak selaku penjual.
Pihak penjual adalah pemegang saham individual yakni Lie Po Fung, Sandjaya Rusli, Berliando Lumban Toruan, Agustini Muara, Marcello Rivelino dan Amelia Fransisca.
“Pengambilalihan ini bertujuan untuk pengembangan dan perluasan usaha serta memperkuat posisi bisnis perseroan di industri makanan dan minuman,” tulis manajemen GOOD dalam keterangan resmi, Rabu (14/10/2020).
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham GOOD ditutup menguat 15 poin atau 1,2 persen ke level 1.260. Sementara itu, saha, KEJU melesat 55 poin atau 4,74 persen ke level 1.215.
Sehubungan dengan akuisisi saham KEJU, GOOD akan melaksanakan penawaran tender wajib atas seluruh saham KEJU yang dimiliki oleh pemegang saham masyarakat, dengan memperhatikan ketentuan dalam PJK No.9/2018.
Baca Juga
Berdasarkan pengumuman sebelumnya, perseroan mendapat fasilitas kredit sindikasi senilai Rp2,66 triliun dari sindikasi perbankan.
Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu 60 bulan sejak penarikan awal fasilitas pinjaman. Adapun pinjaman tersebut diberikan tanpa jaminan.
Direktur dan Sekretaris Garudafood Paulus Tedjosutikno mengatakan pinjaman sindikasi akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan dari waktu ke waktu. Selain itu, pinjaman juga akan digunakan untuk refinancing utang bank perseroan.
"Perolehan fasilitas tersebut akan menunjang secara langsung pengembangan usaha perseroan dan anak usaha perseroan," tulis Paulus dalam keterangan resmi di Bursa Efek Indonesia, dikutip Bisnis, Kamis (8/10/2020).
Jika melihat dari kinerja keuangannya selama semester pertama, baik penjualan dan laba bersih perseroan belum mencatatkan hasil yang cukup memuaskan. Per Juni 2020, penjualan bersih perseroan turun 8,38 persen menjadi Rp3,91 triliun. Dari situ laba bersih perseroan melorot signifikan 40,88 persen menjadi Rp129,02 miliar.