Bisnis.com,JAKARTA — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. berencana menerbitkan obligasi wajib konversi kepada pemerintah dengan nilai paling banyak Rp3 triliun.
Krakatau Steel mengumumkan akan melakukan penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) yang akan dikonversi dengan saham baru perseroan melalui mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement.
Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Kementerian Keuangan, akan menjadi investor. Pelaksana investasi yakni PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) berdasarkan penugasan dari Kementerian Keuangan.
“Tujuan investasi yakni dukungan pendanaan dalam rangka pemulihan program ekonomi nasional yang bertujuan mendukung likuiditas dan solvabilitas Krakatau Steel khususnya untuk pembiayaan modal kerja dan operasional,” tulis Manajemen Krakatau Steel dalam keterbukaan informasi, Rabu (14/10/2020).
OWK akan memiliki tenor 7 tahun sejak tanggal penerbitan. Nilai pokok emisi sebanyak-banyaknya Rp3 triliun.
Rencana transaksi akan dilakukan setelah diperoleh persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 24 November 2020. Pelaksanan akan dilakukan melalui mekanisme private placement dengan memperhatikan ketentuan dalam OWK.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengungkapkan akan menggunakan dana PEN untuk menjaga industri hilir dan industri pengguna baja agar dapat tetap beroperasi. Produk yang dihasilkan perseroan sebagai industri hulu merupakan bahan baku untuk industri hilir atau pengguna.
“Kami tidak ingin pasar Indonesia dimasuki produk impor karena industri hilir kesulitan,” ujarnya kepada Bisnis.
Silmy mengungkapkan pemberian dana pinjaman itu bertujuan mendukung program pemerintah yakni pemulihan ekonomi nasional (PEN). Emiten berkode saham KRAS itu juga mengambil momentum untuk memperkuat industri baja dari hulu hingga hilir sehingga kinerja perseroan semakin membaik ke depan.
“[Dari sisi penguatan keuangan] ini juga memberikan keleluasaan untuk KRAS dalam mengelola dana sehingga akan semakin efisien,” tuturnya.
Dia meyakini KRAS akan semakin efisien dalam hal pengelolaan biaya setiap tahun. Dengan demikian, margin keuntungan akan bertambah dan harga menjadi semakin kompetitif.