Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal melanjutkan tren penguatan pada pekan depan setelah mencetak rekor sempurna pada pekan ini.
Pada perdagangan hari ini, Jumat (9/10/2020), indeks berhasil mendarat di zona hijau sekaligus menggenapkan kenaikan lima hari hari beruntun.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks acuan ditutup ke level 5.053,476, menguat 0,29 persen atau 14,52 poin pada perdagangan hari ini. Selama sepekan terakhir, indeks sudah menguat 2,58 persen.
Total transaksi selama sepekan terakhir adalah senilai Rp35,9 triliun yang didominasi 68,68 persen oleh pelaku pasar dalam negeri. Total jual asing pada pekan ini juga masih tetap tinggi yakni sebesar Rp8,09 triliun,
Di sisi lain, kapitalisasi bursa juga meningkat 2,9 persen menjadi Rp5.896,27 triliun dari Rp5.729,84 triliun pada pekan sebelumnya.
Analis Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengatakan penguatan indeks pada pekan ini sejatinya tidak hanya didorong oleh sentimen pengesahan UU Cipta Kerja. Dia menyebut, penguatan pasar saham dalam negeri juga ditopang sentimen global yang mana juga terkerek naik.
Baca Juga
“Karena performa IHSG seminggu ini sejalan dengan penguatan bursa global, seperti indeks di AS dan regional juga rally sekitar 2 persenan. Indeks MSCI emerging market juga menguat sekitar segitu,” ungkap Zamzami kepada Bisnis, Jumat (9/10/2020).
Adapun, indeks global memang tercatat mengalami penguatan selama sepekan terakhir ditandai dengan penguatan indeks Dow Jones sebesar 2,19 persen, S&P 500 sebanyak 1,95 persen dan Nasdaq sebesar 0,83 persen.
Sementara itu, semua bursa Asia dan Australia ditutup menguat dipimpin oleh bursa Australia yakni S&P/ASX 200 yang menguat 5,36 persen dan S&P BSE Sensex 30 yang meningkat 4,65 persen selama seminggu terakhir.
Zamzami mengatakan selama bulan September lalu aksi jual di bursa global sudah memberikan sinyal jenuh jual yang terpantulkan pada pergerakan indeks yang sekaligus membuat kesempatan investor mengoleksi saham semakin besar pada periode tersebut.
Menurutnya, indeks masih berpeluang menguat lagi minggu depan ditandai dengan antisipasi hasil rapat dewan gubernur (RDG) BI serta rilis data neraca dagang Indonesia untuk bulan September 2020
Meski demikian, angka pertumbuhan kasus Covid-19 yang masih terus naik memasuki kuartal keempat masih menjadi momok bagi percepatan pemulihan ekonomi.
“Publik juga tentu akan menanti pengumuman perpanjangan atau tidaknya PSBB Jakarta yang akan segera berakhir pada Minggu 11 Oktober, lusa,” tuturnya.
Dengan begitu, ia memproyeksikan level support dan resistance indeks pada pekan depan adalah 5.005 dan 5.100.