Bisnis.com, JAKARTA – Kemenangan Partai Demokrat dalam pemilihan presiden dan anggota legislatif pada November mendatang dinilai akan berdampak pada penguatan bursa Asia.
Dilansir dari Bloomberg, Kamis (8/10/2020), kemenangan Joe Biden sebagai presiden dan pada pemilu legislatif kemungkinan akan menghasilkan paket stimulus yang besar. Hal itu berdasarkan analisis dari BNP Paribas Asset Management dan Credit Suisse Group AG.,
Sentimen ini akan berdampak positif pada pasar Asia seiring dengan kembali hidupnya perekonomian dan perdagangan AS. Senior investment strategist BNP Paribas Asset Management Daniel Morris mengatakan, kunci utama kemunculan stimulus ini berada pada kemenangan Demokrat di tingkat legislatif.
“Pasar akan lebih berfokus pada paket stimulus dibandingkan kenaikan pajak. Jika pertumbuhan ekonomi AS membaik, hal ini akan berimbas pada naiknya nilai impor dari Asia,” jelasnya.
Sementara itu, analis Credit Suisse Dan Fineman dan Kin Nang Chik menambahkan, terpilihnya Biden juga akan mendinginkan tensi hubungan dengan China.
Menurutnya, hubungan perdagangan China – AS di bawah Biden akan lebih baik dan menurunkan tingkat ketidakpastian karena perang dagang selama pemerintahan Donald Trump.
Baca Juga
Sementara itu, analis Invesco David Chao mengatakan, kemenangan sapu bersih Partai Demokrat pada pemilihan presiden dan anggota legislatif akan berdampak pada aksi jual mata uang dolar AS seiring dengan investor yang menyesuaikan dengan kebijakan Biden yang tidak seagresif Trump.
“Dana-dana asing akan kembali ke mata uang dan aset-aset di wilayah Asia,” katanya.
Meski demikian, kemenangan Biden pada pemilihan presiden juga akan menimbulkan dampak negatif.
Jika paket stimulus berhasil disahkan, hal ini akan meningkatkan imbal hasil obligasi AS, US Treasury, dan berimbas pada turunnya return obligasi sejumlah negara di Asia seperti Korea Selatan dan Thailand.
Sejauh ini, jajak pendapat yang dilakukan sejumlah lembaga menempatkan Joe Biden diatas kandidat petahana, Donald Trump, yang berimbas pada penyesuaian portofolio investasi yang dilakukan para investor.
Para pelaku pasar khawatir hasil pemilu 2016 akan terulang, dimana Donald Trump berhasil mengalahkan kandidat Partai Demokrat, Hillary Clinton. Selain itu, upaya Trump untuk mempermasalahkan hasil pemilu tahun ini juga meningkatkan volatilitas perdagangan.
Adapun, dalam debat wakil presiden hari ini antara Mike Pence dan Kamala Harris, hubungan AS- China menjadi salah satu topik pembahasan. Harris menyatakan pemerintahan Trump telah kalah dalam perang dagang yang dilakukan.
Analis IG Asia Pte Jingyi Pan menuturkan, meskipun Harris dan Pence sama-sama menganut kebijakan untuk melindungi AS, kritik Harris terkait perang dagang dapat menjadi indikator bahwa pemerintahan Biden nantinya tidak akan seagresif Trump.
Hari ini, indeks MSCI Asia Pacific mencatatkan kenaikan tertinggi dalam lima minggu setelah menghijau 0,6 persen. Indeks ini juga telah melesat lebih dari 2 persen sepanjang bulan ini, melewati pertumbuhan indeks S&P 500 di level 1,7 persen.