Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSBB Jakarta Lebih Longgar, Bagaimana Prospek Penjualan Astra (ASII)?

Laporan Indo Premier Sekuritas menyebut penrapan PSBB Jakarta tidak membuat penurunan penjualan kendaraan bermotor. Volume penjualan naik 20 persen, ditopang pasokan yang memadai dari salah satu produsen, PT Astra International Tbk.
Menara Astra. Gedung perkantoran ini menjadi lokasi kantor pusat PT Astra International Tbk./astra.co.id
Menara Astra. Gedung perkantoran ini menjadi lokasi kantor pusat PT Astra International Tbk./astra.co.id

Bisnis.com,JAKARTA — Permintaan kendaraan dinilai tidak terkoreksi secara signifikan pada penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta. Hal ini turut disebut turut berpengaruh terhadap kinerja PT Astra International Tbk. (ASII)

Analis PT Indo Premier Sekuritas Timothy Handerson mengungkapkan pihaknya telah melakukan pengecekan dengan pemain utama perusahaan pembiayaan otomotif. 

Hasilnya, tidak ada koreksi permintaan yang signifikan setelah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) wilayah DKI Jakarta Jilid II pada 14 September 2020.

“Faktanya, pemeriksaan kami menunjukkan bahwa volume ritel bulan untuk beberapa merek tumbuh sekitar 20 persen hingga 60 persen month on month,” ujarnya dalam riset yang dikutip, Rabu (7/10/2020).

Kondisi itu, lanjut dia, sebagian didukung oleh pasokan yang lebih baik. Salah satunya PT Astra International Tbk. (ASII) yang meningkatkan produksi pada Agustus 2020.

Timothy mengatakan terjaganya permintaan kemungkinan disebabkan oleh PSBB Jilid II yang lebih longgar. Pasalnya, dealer masih diizinkan untuk buka. 

Selain itu, promosi agresif juga dilakukan oleh berbagai merek pada Agustus 2020. Tawaran yang diberikan seperti persyaratan pembayaran yang lebih ringan hingga diskon dalam nilai terbilang besar hingga Rp50 juta per unit.

Di sisi lain, dia menyebut perusahaan pembiayaan besar juga belum melihat adanya peningkatan permintaan restrukturisasi selama PSBB DKI Jakarta Jilid II. Kisaran restrukturisasi menurutnya masih 25 persen — 30 persen untuk sebagian besar perusahaan.

“Pada titik ini, kami berpendapat bahwa peningkatan restrukturisasi pada bulan-bulan berikutnya tidak akan signifikan kecuali jika ada pengetatan dan kami yakin bahwa asumsi cost of credit kami sebesar 5 persen—6 persen untuk anak perusahaan pembiayaan ASII sudah cukup,” paparnya.

Indo Premier Sekuritas mempertahankan beli untuk saham ASII dengan target harga Rp5.400. Risiko utama dari panggilan itu yakni penyebaran pandemi yang memburuk serta pengetatan PSBB.

Sebelumnya, Corporate Communications PT Astra International Tbk. Boy Kelana Soebroto mengatakan penerapan PSBB tentu akan berdampak terhadap penjualan mobil. Akan tetapi, saat ini emiten berkode saham ASII itu masih melakukan evaluasi.

“Untuk mengetahui dampak lebih lanjut [dari penerapan PSBB],” ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Di tengah kondisi itu, lanjut dia, ASII berusaha mempertahankan tingkat persedian. Perseroan juga menghindari kelebihan barang di level dealer.

Berdasarkan laporan per Agustus 2020, penjualan mobil di bawah Grup Astra mencapai 16.773 unit pada Agustus 2020. Realisasi itu naik 65,41 persen dibandingkan dengan 10.140 unit bulan sebelumnya.

Secara kumulatif, penjualan ASII itu sebanyak 166.418 unit pada Januari 2020—Agustus 2020. Sementara itu, penjualan pasar domestik pada periode yang sama sebesar 323.492 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper