Bisnis.com, JAKARTA - Performa indeks saham sektor properti, real estat, dan konstruksi bangunan menjadi yang terburuk pada periode tahun berjalan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 2 Oktober 2020, indek saham berkode JAKPROP ini tersungkur 32,3 persen.
Dari 9 indeks sektoral di bursa, indeks saham sektor barang konsumer mencetak kinerja paling baik dengan pelemahan 9,94 persen diikuti indeks saham tambang yang turun 13,65 persen.
Analis Maybank Kim Eng Securities Aurelia Setiabudi menuliskan dalam laporan terbarunya bahwa saham sektor properti masih berprospek cukup solid hingga akhir tahun kendati kinerjanya turun paling dalam.
Pemberlakuan pembatasan sosial bersakala besar (PSBB) kedua di DKI Jakarta baru-baru ini pun diperkirakan tak akan terlalu memukul kinerja emiten properti, khususnya perusahaan yang memiliki kekuatan dari holding untuk melawan dampak pandemi.
“Kami mempertahankan perkiraan prapenjualan 2020 melihat pemulihan sudah terjadi sejak level prepenjualan menyentuh titik terendah pada April-Mei,” tulis Aurelia, seperti dikutip pada Senin (5/10/2020).
Aurelia menyampaikan sebagian besar pengembang yang dianalisis oleh Maybank KE, seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), dan PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) melaporkan penguatan tingkat prapenjualan secara bulanan pada Juli—Agustus sejak menyentuh titik terendah pada April 2020.
Prospek meningkatnya prapenjualan properti dipercaya bakal berlanjut sampai dengan tahun depan seiring dengan sejumlah proyek dalam pipeline perusahaan pengembang akan dirilis.
“[Selain itu] Bank BCA saat ini mengadakan online expo yang akan menawarkan tingkat KPR menarik sebesar 5,88 persen fix untuk tiga tahun dan 6,88 persen fix untuk lima tahun,” sambung Aurelia, sambil menambahkan bahwa penawaran tersebut berhasil mengerek penjualan properti pada tahun-tahun sebelumnya.
Aurelia pun masih merekomendasikan saham PWON, CTRA, SMRA, dan BSDE untuk dapat dicermati investor pada sisa tiga bulan tahun ini.
BSDE, CTRA , dan SMRA diperkirakan terus mencatatkan realisasi prapenjualan yang membaik pada kuartal IV/2020 dipimpin oleh PT Summarecon Agung Tbk. Ketiganya pun masih memiliki pipeline yang solid pada sisa tahun ini dengan sebagian besar proyek mengincar segmen menengah-bawah.
“Kami memperkirakan tingkat prapenjualan agregat pada 2020 turun sampai 28 persen dan kembali tumbuh pada 2021 sebesar 22 persen,” tulis Aurelia.