Bisnis.com, JAKARTA - Produsen cetakan sarung tangan, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk mengantongi kontrak penjualan sebesar US$44 juta untuk pengapalan pada 2021. Produk perseroan laku keras seirign permintaan sarung tangan secara global.
Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia Ridwan Goh mengatakan sarung tangan untuk kebutuhan medis menjadi barang yang dicari seiring dengan pandemi Covid-19. Dia mengungkapkan, permintaan bahkan terus mengalir hingga saat ini dengan waktu pengapalan sampai awal 2022.
Kontrak pembeli selain pelanggan utama di Malaysia, lanjut Ridwan berasal dari beberapa negara di berbagai benua.
“Pada kontrak kontrak mendatang terdiri atas produsen sarung tangan di sejumlah negara seperti di China, Thailand, Vietnam, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat,” ujar Ridwan seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis (1/10/2020).
Padahal, sebelumnya penjualan ekspor ke Malaysia oleh emiten berkode saham MARK itu sempat turun pada kuartal II/2020 karena penerapan kebijakan lockdown oleh Pemerintah Malaysia.
Namun, hal itu berhasil diimbangi oleh peningkatan permintaan cetakan sarung tangan dari China dan beberapa negara lainnya. Alhasil, pada awal kuartal II/2020 perseroan mampu mencetak kenaikan penjualan 12 persen secara year on year (yoy).
Baca Juga
Dengan naiknya permintaan tersebut, perseroan pun berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan membangun pabrik baru. MARK akan menambah kapasitas produksi perseroan pada 2021 menjadi sekitar 1,4 juta unit per bulan. Kapasitaas bahkan akan digenjot hingga 1,8 juta unit per bulan pada awal 2022.
Ridwan pun memproyeksikan perseroan mampu mengantongi penjualan hingga sekitar Rp780 miliar pada tahun depan dengan proyeksi laba bersih sebesar Rp220 miliar seiring dengan asumsi volume produksi sebanyak 15 juta unit cetakan sarung tangan pada 2021. Adapun, Angka tersebut jauh melampaui volume penjualan MARK pada 2019 maupun proyeksi penjualan pada 2020.
Sebagai gambaran, perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan 9,57 persen secara tahunan menjadi Rp192,63 miliar pada semester I/2020. Sementara itu, MARK mampu membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp51,72 miliar, naik 14,63 persen dari capaian periode yang sama tahun lalu.
Ridwan yakin perseroan mampu mencapai target penjualan maupun akan melampaui target penjualan dan laba sampai akhir tahun. Adapun target penjualan diharapkan tumbuh 10 persen menjadi Rp440 miliar. Adapun laba bersih dirproyeksi mencapai Rp110 miliar.