Bisnis.com, JAKARTA - Saham salah satu produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia, FGV Holding Berhad turun 8,7 persen hari ini di Bursa Malaysia. Sementara itu, salah anak usahanya di Indonesia justru melejit saat FGV Holding terjerat kasus.
FGV Holding mendapat batu sandungan setelah Amerika Serikat memblokir pengiriman CPO dari FGV sejak kemarin. Pihak AS menemukan indikator kerja paksa, termasuk kekhawatiran tentang adanya pekerja anak, juga pelanggaran lain seperti kekerasan fisik dan seksual.
Tindakan tersebut, diumumkan seminggu setelah kantor berita The Associated Press (AP) mengungkap pelanggaran terhadap ketenagakerjaan di industri minyak sawit Malaysia.
“Kami akan mendesak komunitas pengimpor AS lagi untuk melakukan uji tuntas. Kami juga akan mendorong konsumen AS untuk bertanya tentang dari mana produk mereka berasal,” kata Smith seperti dikutip dari AP, Rabu (30/9/2020).
Di lain pihak, FGV menyatakan sudah berkomunikasi dengan Bea Cukai AS sejak Agustus tahun lalu dan melakukan upaya untuk membersihkan reputasi perseroan. FGV juga telah menyerahkan bukti kepatuhan terhadap standard ketenagakerjaan dan mengambil langkah untuk memperbaiki situasi.
“FGV kecewa karena keputusan tersebut telah dibuat ketika FGV telah mengambil langkah konkret selama beberapa tahun terakhir dalam menunjukkan komitmennya untuk menghormati hak asasi manusia dan untuk menegakkan standar ketenagakerjaan,” katanya.
Baca Juga
Felda boleh dibilang bukan nama asing di dunia perkebunan sawit. Kiprahnya sudah merambah Indonesia. Pada 2015, Felda membeli saham PT Eagle High Plantations Tbk. Kini, FGV lewat entitas FIC Properties Sdn Bhd mengempit 37 persen saham Eagle High Plantations.
Total lahan sawit yang dikelola FGV Holding di Indonesia mencapai 22.578. Luas lahan makin lebar bila memperhitungkan 42.000 lahan di bawah entitas perusahaan patungan.
Berbeda dengan Felda, saham Eagle High Plantations melesat 8,89 persen pada perdagangan hari ini, Kamis (1/10/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, saham berkode BPWT naik 8 poin ke posisi 98 pada penutupan perdagangan hari ini setelah bergerak di rentang 90-98. Total transaksi perdagangan mencapai 96,10 juta lembar dengan nilai transaksi Rp9,13 miliar.
Dalam sepekan terakhir, saham BPWT naik 12,64 persen. Adapun dalam 6 bulan terakhir juga naik 42,03 persen. Namun, bila dibandingkan sejak awal tahun (year to date), saham BWPT terkoreksi 37,58 persen.