Bisnis.com, JAKARTA – Meski tengah menunjukkan tren penurunan, Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan masih dapat menembus level 5.200 pada akhir tahun 2020.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, IHSG mengalami penurunan dalam 3 bulan terakhir akibat aksi jual dari para pelaku pasar.
Menurutnya, salah satu penyebab penurunan ini adalah faktor siklus pergerakan IHSG pada kuartal ketiga yang memang menunjukkan penurunan.
Hal tersebut juga ditambah dengan kekhawatiran pelaku pasar terhadap resesi di Indonesia serta laju penyebaran virus corona yang belum dapat dikendalikan.
Ia melanjutkan, IHSG masih memiliki peluang untuk menutup tahun di kisaran 5.200. Hal ini salah satunya didasarkan pada perkembangan makro ekonomi Indonesia dan dunia di sisa tahun 2020.
Faktor lain yang akan menentukan pergerakan saham di sisa tahun adalah virus corona. Menurutnya, penanganan virus corona yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan juga di dunia akan berimbas pada kenaikan atau penurunan yang terjadi.
Baca Juga
Selain itu, pada akhir tahun para pelaku pasar diperkirakan akan memanfaatkan adanya fenomena window dressing.
Window dressing adalah manuver yang seringkali dilakukan oleh perusahaan terbuka, bank, reksa dana, serta perusahaan finansial untuk memoles kinerjanya sebelum menyerahkan laporan kinerja kepada klien atau pemegang saham.
“Kami perkirakan berada di kisaran 5.200 hingga 5.250,” jelasnya saat dihubungi pada Rabu (30/9/2020).
Adapun IHSG kembali ditutup pada zona merah pada perdagangan Rabu, yang menandai pelemahannya selama tiga hari berturut-turut pada pekan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah ke level 4.870,039, terkoreksi 0,19 persen atau 9,059 poin pada Rabu (30/9/2020). Sepanjang perdagangan hari ini, indeks berada di kisaran 4.841,362 hingga 4.903,864.
Sebanyak 196 saham terpantau parkir pada zona hijau, sedang 161 saham ditutup stagnan dan 217 saham lainnya ditutup pada zona merah.
Adapun, transaksi di pasar modal pada hari ini mencapai Rp7 triliun yang lagi-lagi didominasi oleh pelaku pasar domestik. Di sisi lain, nilai jual bersih asing masih tetap tinggi pada perdagangan hari ini yakni sebesar Rp481,72 miliar.
Secara year to date (ytd), IHSG telah terkoreksi sebesar 22,69 persen. Sementara dalam setahun terakhir, koreksi IHSG mencapai 23,15 persen.