Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan melemah pada sesi perdagangan Rabu (30/9/2020) atau perdagangan terakhir kuartal III/2020.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) merangkak zona hijau pada sesi pembukaan Rabu (30/9/2020). Indeks mencoba naik hingga menyentuh level resistance 4.903,864 pada awal perdagangan.
Kendati demikian, pergerakan berbalik ke zona merah. IHSG terkoreksi 0,58 persen atau 28,53 poin menjadi 4.850,57 hingga pukul 11:30 WIB atau akhir sesi I.
Selanjutnya, pada sesi II IHSG ditutup melemah 0,19 persen atau 9,06 poin menjadi 4.870,04. Sepanjang tahun berjalan atau selama 9 bulan, IHSG koreksi 22,69 persen.
Sebanyak 196 saham menguat, 217 terkoreksi, dan 159 stagnan. Investor asing kembali menekan dengan aksi jual Rp662,64 miliar.
Sejumlah saham yang paling panyak dilego investor asing berasal dari jajaran big caps, seperti TLKM dengan net foreign sell Rp233,1 miliar, BMRI Rp111,4 miliar, BBRI Rp101,3 miliar, BBCA Rp55,9 miliar, dan ASII Rp47,3 miliar.
Baca Juga
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan bursa Amerika Serikat tertekan akibat aksi penantian debat calon presiden serta kembali meningkatnya angka positif harian.
Catatan kinerja Wall Street menurutnya berpotensi menjadi sentimen negatif bagi IHSG sesi terakhir September 2020.
Sementara itu, mayoritas bursa Asia ditutup dengan melemah setelah rilis data manufaktur China dan debat pertama presiden Amerika Serikat antara petahana Donald Trump dan kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden yang berjalan sengit.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (30/9/2020), S&P/ASX 200 Australia menutup hari di zona merah setelah parkir di posisi 5.815,90 atau merosot 2,29 persen. Indeks Topix Jepang juga terpantau turun 1,97 persen di level 1.625,49. Sementara itu, indeks Shanghai Composite terkoreksi 0,05 persen pada level 3.222,71. Indeks Hang Seng Hong Kong terpantau naik 0,82 persen di level 23.467,15.
Kenaikan yang terjadi pada indeks Hong Kong ditopang oleh sinyal pemulihan ekonomi dari China dari rilis data ekonomi Negeri Panda tersebut. Hal ini juga ditopang oleh melonjaknya saham Evergrande Group.