Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas dipercaya masih akan meningkat kendati progres penemuan vaksin virus corona (Covid-19) mulai menemui titik terang.
Analis Capital Futures Wahyu Laksono menyatakan harga emas Antam masih dapat berpotensi menuju Rp1,1 juta sampai Rp1,2 juta. Menurutnya harga emas Antam lebih terkorelasi dengan harga emas dunia dan pergerakan dollar Amerika.
"Ada atau tidaknya vaksin , jika kebijakan major bank central utamanya the Fed melakukan pelonggaran moneter maka emas akan menguat dan emas Antam potensial ikut menguat juga nantinya," katanya kepada Bisnis, Sabtu (26/9/2020).
Wahyu menambahkan dalam jangka panjang emas masih akan menguat. Dengan begitu emas Antam juga akan menguat setiap tahunnya. Menurutnya saat ini pasar hanga menunggu soal waktu agar rekor tertinggi dapat ditembus.
"Emas antam masih bergerak sekitar Rp1 juta," katanya.
Sementara itu, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan harga emas bergerak variatif pekan pertama Oktober 2020.
Baca Juga
Menurutnya harga emas akan berada di rentang Rp995.000 per gram sampai dengan Rp1,01 juta per gram.
"Pekan depan kalau emas International berhasil rebound ke kisaran US$1.900 per troy ons, mungkin harga emas Antam masih berpotensi ke Rp1,01 juta per gram, sementara kisaran bawah nya di Rp995.000 per gram," katanya kepada Bisnis pada Jumat (25/9/2020).
Ariston menambahkan pernyataan WHO soal vaksin bisa mendorong pelemahan dolar AS kembali. Dengan begitu bisa mendorong rebound harga emas LM.
Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III/2020 yang kembali negatif bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dollar AS.
"Tapi kalau pelemahan rupiahnya masih moderat artinya tidak melebihi kisaran 200-300 poin seminggu maka harga emas LM pun tidak terlalu banyak terpengaruh oleh perubahan rupiah ini," tegasnya.
Menurutnya peluang penguatan dollar bisa kembali menekan harga emas bila pasar masih meragukan pemulihan ekonomi AS pekan depan.