Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Menanti Stimulus, Bursa Eropa Menghijau

Indeks Stoxx Europe 600 sempat bergerak fluktuatif sebelum akhirnya menguat 0,2 persen pada awal perdagangan. 
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa dibuka menguat seiring dengan harapan investor akan munculnya paket stimulus fiskal baru dari Amerika Serikat. 

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (25/9/2020) indeks Stoxx Europe 600 sempat bergerak fluktuatif sebelum akhirnya menguat 0,2 persen pada awal perdagangan. 

Sementara indeks berjangka S&P 500 naik 0,3 persen hingga pukul 08.17 waktu London, Inggris, sedangkan indeks MSCI Asia Pacific bergerak naik 0,6 persen dan MSCI Emerging Market tumbuh 0,3 persen.

Saham melonjak tengah hari di tengah berita bahwa Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan pemimpin Dewan Demokrat terbuka untuk pembicaraan baru. Namun laporan bahwa tawaran baru Ketua DPR AS Nancy Pelosi hanya menyimpang sedikit dari tawaran sebelumnya memicu kekhawatiran bahwa kedua belah pihak akan tetap tidak sepakat.

“Kemungkinan stimulus Fase 4 hampir tidak mungkin,” tulis Aneta Markowska, kepala ekonom di Jefferies LLC di New York. “Meski masih memungkinkan, ada risiko tinggi hal itu tidak terjadi tahun ini. Tanpanya, kami memperkirakan ekonomi akan mencapai lonjakan kecepatan besar di Q4.

"Partai Demokrat telah mulai menyusun proposal stimulus sekitar US$2,4 triliun, menurut beberapa pejabat. Meskipun lebih kecil dari paket US$3,4 triliun yang disahkan DPR pada bulan Mei, proposal baru itu tetap jauh lebih besar daripada apa yang dikatakan Senat Republik dapat mereka terima.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah mengindikasikan bahwa dia bersedia untuk mencapai kesepakatan stimulus US$1,5 triliun.

Sementara itu, Benua Eropa kembali menjadi titik panas penyebaran virus corona setelah Inggris melaporkan kenaikan tertinggi kasus positif secara harian. Lonjakan serupa juga terjadi di Prancis.

Risiko perlambatan dalam pemulihan ekonomi telah meningkat dengan tidak adanya paket stimulus lain, mendorong para ekonom Goldman Sachs Group Inc. untuk memangkas perkiraan pertumbuhan AS pada kuartal keempat.

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali bahwa "kemungkinan dukungan fiskal tambahan akan dibutuhkan," sementara Presiden Fed Bank St Louis James Bullard mengatakan ekonomi mungkin mendekati "pemulihan penuh" pada akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper