Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Menguat Terdorong Komentar Pejabat The Fed Kembali Naikan Suku Bunga

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya ,naik sebesar 0,68 persen menjadi 106,6810.Pada akhir perdagangan Senin (28/11/2022)
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (28/11/2022) waktu setempat. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya , naik  sebesar 0,68 persen menjadi 106,6810.

Pada akhir perdagangan New York, euro terpantau melemah dihadapan dolar AS menjadi 1,0342 per dolar AS dari 1,0414 per dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,1949 per dolar AS dari 1,2094 per dolar AS pada sesi perdagangan sebelumnya.

Kemudian Dolar AS menguat menjadi  138,88 terhadap yen Jepang, lebih rendah dari 139,03 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9492 terhadap franc Swiss dari 0,9445 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3490 terhada dolar Kanada dari 1,3374 dolar Kanada. Dolar AS meningkat menjadi 10,5551 terhadap krona Swedia dari 10,4091 krona Swedia.

Penguatan mata uang Negara Joe Biden ini seiring dengan komentar Presiden Fed St Louis James Bullard pada Senin (28/11) bahwa The Fed perlu menaikkan suku bunga sedikit lebih jauh untuk mendapatkan kendali atas inflasi dan menurunkan kembali menuju target bank sentral 2,0 persen.

Dalam sebuah wawancara dengan MarketWatch, Bullard mengatakan pasar keuangan terlalu meremehkan kemungkinan pembuat kebijakan perlu lebih agresif tahun depan dalam menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi.

Di tempat lain, Presiden Fed New York John Williams mengatakan dalam pidatonya di Economic Club of New York bahwa para pejabat memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengekang inflasi yang masih "terlalu tinggi," Kata Williams dikutip Antara (28/11/2022).

Sementara Ketua Fed Jerome Powell dijadwalkan untuk berbicara tentang prospek ekonomi AS, inflasi dan pasar tenaga kerja di acara Brookings Institution pada Rabu (30/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper