Bisnis.com, JAKARTA — Investor pasar saham di Eropa dilaporkan masih menunggu kebijakan moneter terbaru Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) yang akan dirilis pada pekan ini.
Keputusan kebijakan moneter ECB itu dijadwalkan rilis pada Kamis (25/1/2024) waktu setempat. Investor menanti kebijakan tersebut untuk memastikan waktu penurunan suku bunga dari bank sentral.
"Tidak ada keputusan kebijakan baru yang diharapkan, namun pasar akan mencari petunjuk seputar penurunan suku bunga pertama," kata Mohit Kumar, kepala ekonom Eropa di Jefferies, seperti dilansir Reuters, Selasa (23/1/2024).
Mohit memperkirakan Presiden ECB Christine Lagarde masih akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga.
"Kami memperkirakan Lagarde akan menekankan sifat kebijakan yang bergantung pada data dan mengindikasikan bahwa terlalu dini untuk mulai berbicara mengenai penurunan suku bunga."
Adapun, para investor saham telah memperkirakan pemotongan suku bunga sekitar 100 basis poin pada tahun ini, dengan peluang 96% pemotongan pertama terjadi pada bulan Juni.
Baca Juga
Pada pembukaan perdagangan Senin (22/1/2024), indeks STOXX 600 meningkat 0,6%, setelah melemah 1,5% pada minggu lalu. Kinerja itu mengikuti reli Wall Street yang mendorong indeks acuan S&P 500 ke rekor puncaknya pada akhir pekan lalu.
Indeks S&P 500 mencapai rekor tertinggi pada hari Jumat (19/1/2024), yang pertama dalam dua tahun, didorong oleh reli saham-saham pembuat cip dan teknologi kelas berat AS.
Sejalan dengan itu, saham teknologi di zona Eropa naik 1,4% atau memimpin kenaikan indeks sektoral.
ASML Holdings, misalnya, mencatatkan kenaikan 2,5% setelah Bernstein meningkatkan peringkat perusahaan pembuat peralatan semikonduktor Belanda itu menjadi "outperform" dari "market-perform".
Sementara itu, sektor perbankan melonjak 1,3%, dibantu oleh kenaikan 3,1% saham Barclays seturut dengan pandangan optimistis yang disematkan Morgan Stanley.
Di sisi lain, Commerzbank merosot 3,4% setelah BofA Global Research memangkas peringkat bank Jerman tersebut menjadi "berkinerja buruk" dari "netral".