Bisnis.com, JAKARTA - Meski dibangun sejak 2012, pembangunan pabrik smelter Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnance di Halmahera, Maluku Utara, oleh PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam tidak kunjung rampung.
Padahal, pada 2015 Antam sudah mendapatkan Penanaman Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3,5 triliun untuk menyelesaikan proyek tersebut.
"PMN yang diterima ternyata tidak bisa maksimal," kata Erick Thohir melaporkan kepada Komisi VI DPR di Jakarta, Selasa (22/9/2020), dikutip dari Tempo.co.
Salah satu kendalanya adalah pembangkit listrik yang dikerjakan kontraktor anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) untuk smelter ini belum rampung.
"Sangat aneh kalau kita membangun smelter, tapi listriknya tidak ada," kata Erick.
Erick tidak melihat sinergi BUMN yang sering digaungkan tidak berjalan di sini. Menurut dia, investasi pemerintah lewat PMN ini harusnya tidak bisa project based, tapi proses bisns yang harus dijalankan bersama-sama.
Baca Juga
Inilah yang kemudian menjadi latar belakang perombakan direksi Antam di akhir 2019. Erick mencopot Arie Prabowo Ariotedjo yang sudah duduk di kursi direktur utama sejak Mei 2017. Bekas Direktur Operasional PT Pelindo Indonesia II (Persero) Dana Amin naik menggantikan Arie.
Meski demikian, Antam bulan lalu melaporkan bahwa smelter ini sudah memasuki tahap kontruski. Menurut mereka, pengerjaan smelter berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel per tahun tersebut hampir rampung.
"Capaian penyelesaian konstruksi mencapai 98 persen pada Semester I/2020," demikian tertulis dalam keterangan resmi, Selasa, 4 Agustus 2020.